REPUBLIKA.CO.ID, PALU – Sejumlah petani di sejumlah daerah di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengeluhkan sulitnya memperoleh pupuk. Jikapun tersedia, harga pupuk di Sulteng cukup tinggi. “Harganya sampai dua kali lipat dari posisi harga normal,” kata Ruben, petani kakao di Kecamatan Moutong, Ahad (18/12).
Ruben mengatakan, rata-rata petani yang bergantung pada usaha komoditas perkebunan kini dihadapi kondisi sulit sekali untuk mendapatkan pupuk. Kalaupun ada, kata dia harga pupuk di wilayah tersebut sangat mahal.
Hal senada juga disampaikan petani di Kabupaten Tolitoli dan Sigi. "Di Tolitoli pupuk untuk tanaman kakao atau cengkih stoknya terbatas," kata Rahman, petani cengkih di Kecamatan Dampal Selatan. Rahman mencurigai adanya kecenderungan ketidakadilan dalam pendistribusian pupuk antara untuk petani sektor perkebunan dan tanaman pangan.
Menurut Rahman, pupuk untuk komoditas tanaman pangan di Tolitoli sangat mudah sekali diperoleh petani. Tetapi, kebutuhan pupuk untuk tanaman perkebunan sangat sulit diperoleh sehingga produksi kakao dan cengkih setiap kali musim panen mengalami penurunan cukup signifikan.
Gubenur Sulteng, Longki Djanggola sebelumnya meminta instansi terkait untuk memperhatikan keluhan petani soal kesulitan mendapatkan pupuk. “Ya minta maaf kepada petani perkebunan memang dalam dua tahun ini pemerintah pusat hanya memberikan subsidi pupuk bagi tananam pangan (padi, jagung dan kedelai," kata Longki.