REPUBLIKA.CO.ID, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA baru saja merilis temuan terbaru mereka terkait Pilkada DKI 2017. Menurut hasil survei lembaga riset opini publik itu, pasangan pejawat Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) diprediksi akan kalah telak jika pemilihan berlangsung dua putaran.
Peneliti LSI Denny JA, Adrian Sopa mengatakan jika yang bertarung di putaran kedua Pilkada DKI adalah Anies vs Ahok, maka suara pemilih Muslim untuk Anies akan meningkat tajam sebesar 23,9 persen. Sementara, pemilih Muslim yang beralih mendukung Ahok pada putaran kedua hanya 1,7 persen.
Suara pemilih berpendidikan SMA ke bawah untuk Anies juga bertambah 21,5 persen, sedangkan untuk Ahok hanya 2,7 persen. Di kalangan pemilih Betawi dan Jawa, suara untuk Anies meningkat masing-masing 32,2 persen dan 16,9 persen. Sementara, pertambahan suara untuk Ahok dari dua kelompok etnis tersebut masing-masing hanya 1,4 persen dan 0,8 persen.
Di segmen pemilih berpenghasilan Rp 3,5 juta ke bawah, dukungan untuk Anies bertambah 25,5 persen di putaran kedua Pilkada DKI. Sementara, suara dari kelompok pemilih tersebut untuk Ahok hanya naik 4,1 persen.
Alasan ketiga yang menyebabkan Ahok tumbang di putaran kedua Pilkada DKI, kata Adrian, sebanyak 65 persen pemilih di DKI tak ingin dipimpin oleh gubernur berstatus tersangka penista agama. Hanya 11,8 persen pemilih yang menyatakan mau dipimpin oleh gubernur tersangka penoda agama.
"Sentimen ini semakin menyulitkan Ahok untuk menang di putaran kedua," ucapnya.
Alasan terakhir, total pemilih yang menginginkan gubernur baru untuk Jakarta mencapai 60 persen lebih. Hanya 22,1 persen pemilih yang menginginkan gubernur lama/pejawat kembali memimpin Ibu Kota.
"Tren yang menginginkan gubernur baru juga meningkat dari waktu ke waktu," tuturnya.