Selasa 20 Dec 2016 16:56 WIB

Cuaca Ekstrem, Petani Bawang Merugi

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pekerja mengupas bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Ahad (28/8). (Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Pekerja mengupas bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Ahad (28/8). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Tingginya intensitas hujan sepanjang musim hujan tahun ini membuat produksi bawang merah menurun. Petani bawang merah pun harus menanggung kerugian yang besar.

 

Hal itu seperti yang dialami seorang petani bawang merah di Desa/Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Nurkholis. Dia mengatakan, hasil panennya turun hingga 60 persen dari kondisi normal. ‘’Rugi besar,’’ keluh Nurkholis kepada Republika.co.id, Selasa (20/12).

 

Nurkholis menuturkan, menanam bawang merah di lahan seluas seperempat bau (1 bau : 0,7 hektare). Biasanya, dia bisa memperoleh hasil sebanyak 2,5 ton. Namun kali ini, hasil panennya hanya mencapai satu ton.

 

Menurut Nurkholis, bawang merah yang dipanennya berukuran kecil-kecil. Pasalnya, hujan banyak turun di saat tanaman bawang merahnya sedang dalam masa pembuahan. Apalagi, seringkali hujan turun secara mendadak  di saat cuaca sebelumnya panas. ‘’Tanaman bawangnya sih tidak rusak, cuma hasilnya saja yang kecil-kecil,’’ tutur Nurkholis.

 

Tak hanya produksinya yang turun, kerugian yang dialami Nurkholis juga makin parah. Pasalnya, harga bawang merah saat ini sedang turun, hanya Rp 12 ribu per kg di tingkat petani. Padahal, semula bawang merah di tingkat petani bisa mencapai Rp 30 ribu per kg.

 

Nurkholis mengaku telah merogoh kocek hingga Rp 25 juta untuk modal tanam. Namun, hasil yang diperolehnya hanya Rp 12 juta.

 

Seorang petani di Desa Karangwangun, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, Wasirudin mengatakan hal senada. Menurutnya, tingginya intensitas hujan membuat produksi dan kualitas bawang merah menjadi turun. ‘’Itu yang panen waktu November kemarin,’’ terang Wasirudin.

 

Wasirudin mengatakan, saat intensitas hujan tinggi, tanaman bawang merah terancam terendam banjir. Karenanya, para petani terpaksa melakukan panen dini demi menyelamatkan bawang merah dari gagal panen.

 

Namun dampaknya, kualitas bawang merah yang dihasilkan menjadi rendah. Selain itu, harganya juga rendah. Untuk bawang merah kering, dihargai Rp 20 ribu per kg dan bawang merah basah yang baru dipotong dari sawah dihargai Rp 15 ribu per kg.

 

Wasirudin menambahkan, saat ini masih banyak petani yang belum panen, termasuk dirinya. Dia mengatakan, masa panen bawang merah akan berlangsung pada bulan ini hingga Januari mendatang. ‘’Mudah-mudahan cuacanya mendukung supaya produksi dan kualitas bawang akan tinggi,’’ kata Wasirudin.

 

Sementara itu, berdasarkan pantauan di Pasar Baru Indramayu, harga bawang merah saat ini mencapai Rp 26 ribu per kg. Besaran harga itu sudah turun dibandingkan Oktober lalu yang mencapai Rp 40 ribu per kg.

 

‘’Iya harga bawang merah turun, sudah seminggu ini. Tapi tidak tahu nanti apakah akan naik lagi atau tidak,’’ tandas seorang pedagang sayuran di pasar setempat, Sarih.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement