BJ Habibie Layak Contoh
Oleh Erie Sudewo, Pendiri Dompet Duafa
===============
Sebagai Presiden, BJ Habibie bisa jadi rujukan.
Soal krismon 1998 dia paham betapa negeri ini dilabrak kemelut.
Dia tahu, gantikan Soeharto bak buah simalakama.
Segera saja pihak tertentu lecehkan, hujat, dan bully dirinya.
Media besar tak kalah gencar memprovokasi.
Dalam satu headline, judulnya membuat geleng2 kepala.
Judul headline tertulis: “High Tech ditukar dengan Lo Tek”
Kita pasti tahu lotek.
Satu jenis makanan Sunda.
Satu sindiran “memilukan dan memalukan”.
Di saat krismon, bukan tanpa alasan “pesawat Nurtanio ditukar dengan beras Thailand”.
Bukan tanpa alasan pula, BJ Habibie gagas Nurtanio & PT PAL.
Katanya nenek moyangku orang pelaut.
Katanya pula, negeri ini negara kepulauan.
Cuma BJ Habibie bukan orang kita, kata pihak yang lain.
Memilukan. Karena “karya anak negeri dilecehkan”.
Sementara iklan rokok yang turunkan satu lagu, berani berkata: “Mahakarya”.
Memalukan. Karena yang menggoyang, di antaranya media berpengaruh.
Entah ada apa di benak jajaran redaksinya.
Redaksi yang cerdas, tapi koq kikuk bedakan: "Mana kepentingan bangsa dan mana kepentingan kelompok".
Sebagian akademisi dan ahli ekonomi terprovokasi.
Atau malah jadi penyulut pula.
Tak sungkan mereka bilang: “Baca laporan keuangan saja, Habibie tak becus”.
BJ Habibie pun dibenturkan dan dihadap-hadapkan.
“Teknolog vs Tehnokrat”.
“Habibienomics vs Wijojonomics”.