REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) secara resmi mendeklarasikan perang melawan narkoba. LPOI melihat itu sebagai salah satu langkah penting demi menyelamatkan negara Republik Indonesia.
Ketua Panitia sekaligus Ketua Umum Persatuan Ummat Islam (PUI), Nazar Haris, mengatakan saat ini dunia tengah menghadapi peperangan luar biasa. Sayangnya, ia melihat, peperangan yang terjadi merupakan perang melawan terorisme, bukan kepada narkotika dan obat-obatan berbahaya (narkoba).
"Padahal perang yang saat ini marak terjadi, terutama di Indonesia, merupakan perang terhadap narkoba," kata Nazar kepada Republika sebelum deklarasi dimulai, Kamis (22/12).
Jika di Indonesia, lanjut Nazar, terorisme bisa dibilang masih dapat dikendalikan, dilihat dari satu gerakan dalam satu tahun korbannya tidak sampai 100 jiwa. Sementara, ia menjelaskan, pergerakan narkoba penggunanya di Indonesia sudah lebih dari enam juta jiwa, terutama pada usia muda.
Ia mengingatkan, tingkat antisipasi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Badan Narkotika Nasional (BNN), baru bisa menangkap sekitar 15.000 orang. Itu belum dibandingkan dengan angka alat-alat terorisme, yang sebagian besar bisa diantisipasi dan terdeteksi pasukan keamanan Indonesia. "Anehnya, peredaran narkoba ini tidak terdeteksi," ujar Nazar.
Masih terkait itu, BNN mengungkapkan ada peredaran narkoba sampai 219 ton per tahun, dengan kemampuan penegak hukum yang baru mampu menangkap 3,5 ton. Karenanya, ia merasa, perang melawan narkoba merupakan prioritas, terutama oleh ormas-ormas Islam yang ada di Indonesia. "Jadi, fokus kita saat ini sebetulnya perang terhadap narkoba, prioritas kita perang melawan narkoba," kata Nazar.
Perhelatan ini mengangkat tema Deklarasi Perang Melawan Narkoba, Demi Menyelamatkan Negara Republik Indonesia. Sejumlah ormas Islam ambil bagian di antaranya Nahdlatul Ulama, Persis, Al Irsyad Al Islamiyah, Mathalul Anwar, Al Washliyah, Syarikat Islam, Perti, Ikadi dan PUI.
Deklarasi turut dihadiri tokoh-tokoh nasional seperti Ketua Badan Kehormatan DPD RI AM Fatwa dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Selain itu, ada pula Kabareskrim Polri Komjen Ari Dono Sukmanto, serta Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso.