REPUBLIKA.CO.ID, BIMA -- Banjir besar melanda Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak Rabu dan Kamis lalu. Menurut BPBD Kota Bima, sedikitnya 593 rumah rusak berat, 2.400 rumah rusak sedang, 16.226 rumah rusak ringan.
"Ini merupakan bencana banjir yang terbesar dalam sejarah Bima. Kami mengerahkan bantuan dan relawan dari Dompu, Sumbawa dan Lombok sebagai wujud solidaritas," ujar Patompo Adnan, Wakil Ketua DPW PKS Provinsi NTB lewat rilis yang diterima Republika.co.id.
Puluhan relawan Pandu Keadilan dari Lombok Tengah dan Timur melakukan evakuasi bersama pasukan BPBD dan Tagana. Ada 17 kelurahan yang kondisinya cukup parah dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter. Sejumlah kantor pemerintah daerah, sekolah, masjid, asrama militer, RSUD dan Bank NTB terendam banjir. Sementara relawan Sumbawa membawa makanan siap saji, air mineral, dan selimut. Dan, relawan dari Dompu membuka dapur umum.
Anggota DPR RI asal NTB, Zulkieflimansyah turut prihatin dan mengerahkan bantuan ke Kota Bima. "Kami berkoordinasi dengan Gubernur NTB dan seluruh perangkat daerah untuk membantu warga. Alhamdulillah, para relawan bisa bekerja sama dengan BNPB, BDPB, Tagana, Polisi/Tentara, dan SKPD lain. Warga NTB bersatu tanggulangi bencana," ungkap Zulkieflimansyah yang terjun langsung ke lokasi bencana.
Saat ini fokus bantuan untuk korban banjir. Setelah masa tanggap darurat selama dua pekan, perlu dipikirkan proses rehabilitasi rumah dan sarana umum yang rusak.