REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Pengusaha retail yang juga membidik pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah Fajar Grup Toserba. Menurut pemilik Jaringan Fajar Toserba, Yogi Tyandaru, pengembangan wilayah yang ada jangan hanya terdapat di pusat-pusat kota. Namun, justru membuka tempat-tempat baru.
Dengan strategi blue ocean, Yogi menjelaskan, strategi itu disebut juga bersaing tanpa pesaing, yaitu membuka tempat baru yang cenderung lebih sepi dan jauh dari pusat ekonomi."Jadi, Alhamdulillah, di mana ada Fajar Grup, setidaknya mungkin menjadi pusat perkembangan ekonomi di kecamatan tersebut," kata Yogi kepada Republika.
Yogi pun memberi contoh, Fajar Grup membangun outlet terakhir di Majalengka, Jawa Barat. Jarak dari pasar ke titik pembangunan toko tersebut sekitar enam kilometer. Alhasil, warga sekitar dapat berbelanja di toko tersebut. Namun, bukan berarti Fajar Grup tidak memberdayakan masyarakat sekitar.
Yogi menuturkan, pemuda-pemuda dari lingkungan sekitar ada yang direkrut atau diberi pelatihan oleh Fajar Grup, termasuk pelatihan wirausaha.Terkait persaingan dengan retail-retail besar, kata dia, pihaknya tetap positif dalam menilai persaingan tersebut. Secara pribadi, Yogi tetap menjaga hubungan baik dengan para pesaing-pesaing tersebut.
Tidak hanya itu, dalam pemberdayaan, Fajar Grup telah membantu sejumlah pesantren dalam membentuk unit usaha, berupa retail minimarket di lingkungan pesantren.Dengan adanya retail tersebut, diharapkan pesantren bisa memenuhi biaya operasional mereka. "Ada yang sistemnya langsung beli barang, tapi juga ada pesantren, yang santrinya, kami beri pelatihan terlebih dahulu, terutama dalam hal pengelolaan retail," kata Yogi.
Lebih lanjut, dia mengatakan, sebenarnya potensi yang dimiliki umat Islam, terutama dalam hal potensi ekonomi, cukup besar. Hal ini pun dapat dimanfaatkan dengan maksimal apabila ada pelatihan dan memberikan semangat wirausaha kepada Muslim.