Rabu 28 Dec 2016 12:10 WIB

Anwar Abbas Minta Panglima TNI Perjuangkan Nasib Bangsa

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Muhammadiyah Anwar Abbas memberikan sambutannya pada acara seminar internasional bertajuk “Globalisasi dan Pengaruh Karya Besar Muhammadiyah dalam Pemikiran Keislaman di Asia Tenggara” , Rabu (2/12) di Jakarta.
Foto: Republika/Darmawan
Ketua Muhammadiyah Anwar Abbas memberikan sambutannya pada acara seminar internasional bertajuk “Globalisasi dan Pengaruh Karya Besar Muhammadiyah dalam Pemikiran Keislaman di Asia Tenggara” , Rabu (2/12) di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas meminta Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk setia kepada rakyat menyelamatkan Indonesia, yang menurutnya saat ini berada dalam kondisi sulit.

"Panglima menjadi pemimpin TNI di saat bangsa Indonesia dalam kondisi sulit. Bangsa ini telah terbelah dan kesenjangan semakin tinggi," katanya dalam acara diskusi akhir tahun di PP Muhammadiyah, Rabu (28/12).

Menurutnya ada beberapa hal yang membuat kondisi bangsa kian sulit. Pertama kesenjangan ekonomi. Ia melihat bagaimana saat ini perusahaan dan pengusaha besar lebih difasilitasi ketimbang pengusaha kecil dan UMKM. Padahal menurutnya jumlah pengusaha besar itu hanya beberapa persen saja, dengan kontribusi ekonomi hanya 40 persen.

Sedangkan UMKM yang jumlahnya lebih 80 persen di negara ini, ternyata berkontribusi lebih dari 60 persen dari total ekonomi Indonesia. Kemudian pembangunan masih terpusat di Jawa dan Sumatera sedangkan di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara dan Papua masih jauh tertinggal.

"Ekonomi kecil minim perlindungan. Jadi sistem ekonomi kita ini sudah terbalik," ujarnya.

Kalau ini dibiarkan, menurutnya akan mengakibatkan kesenjangan yang kian tinggi. Lihat indeks gini Indonesia kini yang sangat memprihatikan artinya tingkat kesenjangan sudah membahayakan. Kemudian, kata dia, dari sisi kepemilikan lahan,  sungguh sangat memprihatinkan ternyata satu persen penduduk bisa menguasai lebih dari 60 persen lahan di negeri ini.

Kedua, lanjutnya, isu pribumi dan non pribumi yang semakin berbahaya. Dengan kesenjangan yang kian tajam dan isu pribumi dan non pribumi ini, menurutnya, sangat memungkinkan apabila tidak diantisipasi  pemerintah dan TNI, tidak menutup kemungkinan rakyat yang bisa bertindak.

"Kalau ini dibiarkan, cara rakyat sangat berbahaya," ucapnya.

Karena itu, Anwar Abbas menegaskan Muhammadiyah bersikap akan membela NKRI bukan sekedar jargonnya, tapi berjuang menjaga secara menyeluruh.

"Dan karena itu kita minta Panglima TNI tetap berkomitmen  memperjuangkan nasib bangsa indonesia itu. Kita prihatin kalau sekarang kondisinya, negeri ini diperebutkan negara asing dan Cina," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement