REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Pemerintahan Presiden Amerika Barack Obama tinggal beberapa pekan lagi. Namun, Menteri Luar Negeri John Kerry tetap mendorong untuk rencana perdamaian baru antara Israel dan Palestina.
John Kerry akan mengungkap sebuah visi yang komprehensif baru tentang bagaimana untuk menghidupkan kembali proses perdamaian Israel-Palestina dalam pidato utama pada Rabu (28/12). Hal tersebut dilaporkan the New Arab pada Rabu (28/12) waktu setempat.
Dalam kesempatan yang tidak lama lagi itu, para pejabat AS mengatakan mereka berencana untuk terus mendorong Israel dan kepemimpinan Palestina untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk menghidupkan kembali pembicaraan tentang solusi dua negara dalam memecahkan konflik. Seperti diketahui pada pekan lalu Obama juga tidak memveto resolusi penting PBB. Hal itu membuat Israel tersinggung.
Kerry meyakini bahwa hal itu adalah tugasnya di pekan tersisa sebagai sekretaris negara untuk mengeluarkan apa yang ia percaya sebagai jalan menuju solusi untuk kedua negara. "Kami belum menyerah pada ini dan kami tidak berpikir Israel dan Palestina harus melakukan keduanya," ujar Kerry.
Sementara itu, Presiden AS terpilih Donald Trump, yang mulai aktif 'ngantor' pada 20 Januari, telah mengisyaratkan akan mengambil kebijakan lebih lunak untuk pembangunan permukiman Israel. Trump menjanjikan untuk memindahkan kedutaan besar AS ke Yerusalem.
Dia juga menempatkan duta besar AS untuk Israel seorang pengacara Amerika-Yahudi yang dikenal sebagai pendukung kuat gerakan permukiman.