REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Serangan hama mulai mewabah di sejumlah wilayah di Kabupaten Karawang. Berdasarkan data Dinas Pertanian setempat, sawah yang terserang hama selama Desember sekitar 1.186 hektare. Adapun hama yang menyerang areal persawahan itu di antaranya, wereng batang coklat (WBC), tikus serta penggerek batang.
Kepala Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunan dan Peternakan (Distanhutbunnak) Kabupaten Karawang, Kadarisman, mengatakan, sejak curah hujan tinggi beberapa bulan ke belakang, serangan hama mulai mewabah.
Akan tetapi, sampai saat ini sawah yang rusak akibat hama itu kategorinya masih ringan. Pasalnya, kerusakannya masih di bawah 40 persen. "Kita mewaspadai serangan hama ini," ujar Kadarisman, kepada Republika.co.id, Rabu (28/12).
Menurutnya, dari 1.186 hektare yang terserang hama ini, paling banyak diserang oleh wereng batang coklat. Wereng ini, mampu merusak 917 hektare sawah. Lalu, 155 hektare lainnya rusak akibat serangan penggerek batang. Sisanya 114 hektare, rusak akibat serangan tikus alias si monyong.
Dengan adanya serangan hama ini, pihaknya melakukan upaya dengan menggelorakan gerakan pengendalian hama dengan serempat di masing-masing kecamatan. Kemudian, memberikan bantuan obat-obatan seperti pestisida kepada petani. Serta, bekerjasama dengan balai pengendalian hama dan organisma pengganggu tanaman (BBPOPT).
Sementara itu, Damo, petani asal Kampung Tegal Tanjung, Kelurahan Karang Pawitan, Kecamatan Karawang Barat, mengatakan, saat ini petani sedang dipusingkan dengan serangan hama ini. Apalagi, sampai sekarang belum ada obat yang mampu memusnahkan hama wereng batang coklat. "Kalau dibiarkan, maka hama ini akan terus menyerang secara sporadis," ujarnya.
Saat ini, di wilayahnya tanaman padi yang terserang hama baru berusia enam sampai tujuh pekan. Karenanya, petani harus jeli. Alasannya, jika tidak segera diantisipasi, maka kerusakan imbas dari serangan wereng ini akan semakin meluas. Bila sudah meluas, petani terpaksa harus mengeluarkan biaya yang mahal untuk membeli obat-obatannya.
Salah satu caranya untuk meminimalisasi serangan ini, lanjut Damo, petani harus sering mengamati padinya. Bila sudah terlihat ada telur-telur wereng, segera diambil lalu dimusnahkan. Supaya, tanaman yang lainnya tak tertular.
"Jika serangan wereng di musim tanam rendeng ini berhasil diatasi, maka kedepannya petani bisa panen dengan hasil yang memuaskan," jelasnya.