Senin 02 Jan 2017 16:30 WIB

Banjir Rendam Ribuan Rumah Warga di Cirebon

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Ilham
Ilustrasi banjir.
Foto: Republika/M. Nursyamsyi
Ilustrasi banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Banjir merendam ribuan rumah warga di berbagai kecamatan di Kabupaten Cirebon, Ahad (1/1) sore hingga Senin (2/1). Warga di sejumlah daerah pun terpaksa dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

 

Berdasarkan informasi dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cirebon, jumlah rumah warga yang terendam banjir ada sekitar 3 ribu unit. Rumah yang terendam banjir tersebut tersebar di Kecamatan Waled, Pabedilan, dan Gebang.

 

Ketinggian air yang mengenangi rumah warga bahkan ada yang mencapai dua meter. Dua perahu karet pun diterjunkan untuk membantu mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman. Namun, akibat keterbatasan perahu karet, hal itu baru dilakukan untuk membantu evakuasi warga di Kecamatan Waled.

 

‘’Setelah memungkinkan dan aman, baru akan kami terjunkan ke daerah lain, termasuk Gebang,’’ kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cirebon, Maryono, Senin (2/2).

 

Khusus di Kecamatan Gebang, rumah yang terendam banjir tercatat ada 1.410 unit. Tersebar di Desa Gebang Ilir sebanyak 300 rumah,  Gebang Udik 800 rumah, Gebang Mekar 200 rumah, Gebang Kulon sepuluh rumah, dan Desa Melakasari mencapai 100 rumah.

Maryono menjelaskan, banjir terjadi akibat intensitas hujan yang sangat tinggi. Hal itu membuat sejumlah sungai meluap dan menggenangi pemukiman warga di daerah-daerah di sekitarnya. Sedangkan di Kecamatan Gebang, banjir diperparah oleh gelombang pasang air laut atau rob yang terjadi secara bersamaan.

 

Dampaknya, hingga Senin (2/1) siang, banjir masih menggenangi  rumah warga di daerah Gebang dengan ketinggian sekitar satu meter. Apalagi, saat ini hujan deras kembali mengguyur wilayah Kabupaten Cirebon.

 

Sementara itu, Kepala Desa Ambit, Kecamatan Waled, Nurwandi menjelaskan, banjir di daerahnya terjadi akibat meluapnya Sungai Ciberes. Menurutnya, banjir tersebut sudah menjadi langganan setiap kali hujan deras melanda. ‘’Selama musim hujan ini, banjir sudah terjadi 11 kali. Ini banjir yang paling parah,’’ kata Nurwandi.

 

Nurwandi menerangkan, banjir masuk ke rumah warganya sejak Ahad (1/1) sekitar pukul 21.00 WIB. Banjir yang biasanya hanya satu meter, semalam ketinggian air sampai dua meter.

Nurwandi menyebutkan, sedikitnya ada 600 rumah warga di desanya yang terendam banjir. Selain di Desa Ambit, banjir juga melanda desa-desa tetangganya, seperti Desa Ciuyah, Desa Gunungsari, dan Mekarsari.

 

Nurwandi mengungkapkan, meski sudah menjadi langganan banjir sejak beberapa tahun lalu, namun belum ada tindakan dari instansi terkait untuk mengatasinya. Padahal, warganya sudah sangat lelah selalu menjadi korban banjir.

 

Seorang warga di Desa Ambit, Kecamatan Waled, Nuryani menjelaskan, banjir pada Senin (2/1)  dini hari semula menggenangi rumahnya dengan ketinggian 2 meter. Karena itu, dia dan keluarganya terpaksa mengungsi ke mushola terdekat yang juga dijadikan sebagai lokasi dapur umum. "Sekarang banjir hanya tinggal sebatas mata kaki. Jadi kami akan pulang,’’ kata Nuryani.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement