REPUBLIKA.CO.ID, CIKAMPEK -- Penyerapan pupuk urea PT Pupuk Kujang, selama Desember 2016 sampai saat ini mengalami lonjakan yang cukup siginifikan. Kondisi ini, menyusul sudah banyaknya petani yang mulai bercocok tanam untuk musim rendeng 2016/2017.
Dengan begitu, stok pupuk yang tadinya membanjiri jalanan di area pabrik sudah habis didistribusikan. Manajer Humas PT Pupuk Kujang Cikampek, Ade Cahya Kurniawan, mengatakan, selama 2016 penyerapan pupuk di lapangan belum maksimal. Sebab, banyak kendala yang terjadi di tahun kemarin.
Salah satunya, curah hujan yang cukup tinggi. Akibat cuaca ekstrem itu, penyerapan pupuk minim. "Petani memundurkan masa tanam, karena takut terjadi banjir," ujar Ade, kepada Republika, Senin (2/1).
Selain itu, jalur distribusi juga menjadi rusak akibat cuaca ekstrem tersebut. Makanya, stok pupuk melimpah di 2016. Bahkan, saking banjirnya sampai memenuhi ruas jalan di kawasan pabrik.
Akan tetapi, mulai awal Desember penyerapan di tingkat petani ada lonjakan. Sampai awal tahun juga, permintaannya tinggi. Sehingga, stok yang menumpuk di jalanan pabrik itu sudah tidak ada. Karena, telah didistribusikan ke gudang-gudang lini III di tingkat kabupaten.
Meskipun penyerapan pupuk tinggi, lanjut Ade, petani tak perlu khawatir sebab stok pupunya masih cukup banyak. Sehingga, untuk kebutuhan musim tanam sekarang sangat aman. Adapun stok pupuknya mencapai 67 ribu ton. Stok tersebut, berada di gudang lini II (pabrik) dan gudang lini III. "Produksinya juga terus ditingkatkan, seiring dengan tingginya permintaan," ujar Ade.
Menurut Ade, selama 2016 produksi pupuk urea mencapai 954 ribu ton atau 98,90 persen dari target RKAP sebesar 965 ribu ton. Untuk amonia sebesar 610 ribu ton atau 95,71 persen dari target RKAP sebesar 638 ribu ton. Kemudian, hasil produksi pupuk NPK mencapai 103 ribu ton atau 60,61 persen dari target RKAP sebesar 170 ribu ton.
Sedangkan penyerapan pupuk oleh petani sepanjang 2016, untuk pupuk urea sebanyak 635 ribu ton atau 96,69 persen dari target RKAP sebesar 657 ribu ton. Pupuk organik 24 ribu ton atau 86,33 persen dari target RKAP sebesar 28 ribu ton.
"Untuk penyaluran NPK bersubsidi di Jawa Barat dan Banten, kami telah menyalurkan sebanyak 94 ribu ton atau 99,64 dari target RKAP sebesar 95 ribu ton," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kehutanan Perkebunana dan Peternakan Kabupaten Karawang, Kadarisman, mengatakan, target luasan tanam musim rendeng 2016/2017 mencapai 96.482 hektare. Sampai saat ini, yang sudah tanam sudah 35.420 hektare atau setara 34 persen.
"Kami mengimbau supaya petani segera memercepat tanam. Karena, ketersediaan air sangat banyak," ujarnya.