REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penyebaran hoax di internet saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Menurut Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, hoax tersebut tak hanya merugikan perorangan. Namun, berbagai penyebaran informasi negatif pun saat ini sudah mengancam perpecahan bangsa semakin tidak terkendali.
"Untuk mengkampanyekan anti hoax, kita harus merangkul ulama. Saya titip ke MUI mengangkat tema ceramah ke umatnya anti fitnah, tabayun," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan, Selasa (4/1).
Emil menilai, merangkul ulama akan cukup efektif untuk mengkampanyekan anti hoax di masyarakat. Ia mencontohkan, Pemkot Bandung pun pernah merangkul ulama untuk berdakwah mengenai kebersihan dan menjaga lingkungan. Hasilnya, Pemkot Bandung mendapat Penghargaan Adipura.
"Insya Allah, kalau melibatkan MUI akan efektif. Kami pun sedang menyiapkan dakwah digital karena lebih banyak konten negatif sementara yang positif kurang jadi saya minta konten positif ke MUI," katanya.
Menurut Emil, Kota Bandung pun dipilih menjadi salah satu kota untuk mendeklarasikan kampanye anti hoax. Secara serempak, pada Ahad (8/1) Masyarakat Anti Hoax akan mendeklarasikan anti hoax di 9 kota. "Termasuk di Kota Bandung, akan deklarasi ini akan digelar," katanya.
Emil menilai, akibat permasalahan disinformasi ini telah menyebabkan perpecahan dilingkungan keluarga dan masyarakat hanya gara-gara informasi beredar luas lewat digital padahal keasliannya banyak diragukan. Kemurniannya pun, banyak dipalsukan.
"Untuk memastikan masyarakat kita menjadi masyarakat cerdas tidak main percaya baik media maupun masyarakat harus melakukan sebuah upaya cek dan ricek dan menghindari berita-berita atau gambar hoax," katanya.
Karena, kata dia, berita atau gambar hoax tersebut akhirnya akan membuat suasana negeri ini tidak kondusif. Ini, sangat disayangkan karena penyebaran informasi digital ini didominasi oleh hoax yang akan berdampak negatif terhadap kondisi di masyarakat.