REPUBLIKA.CO.ID, PADANG ARO -- Sebanyak 400 orang di Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, masih terisolasi akibat banjir yang memutuskan jembatan gantung di tiga titik wilayah itu. Camat Pantai Cermin, Syaiful Anwar mengatakan ada 90 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk sekitar 400 orang yang terisolasi.
"Warga yang terisolasi berada di tiga lokasi yakni Surian Tigo Jorong Tambang, Jorong Kulemban Nagari Surian serta Muaro Sei Indarung Nagari Lolo. Warga yang terisolasi tersebut sudah dibantu makanan oleh pemerintah untuk sementara," katanya, Sabtu (7/1).
Syaiful menjelaskan, ketiga daerah itu hanya di hubungkan oleh jembatan gantung tetapi karena curah hujan sejak tiga hari ini tinggi maka beberapa aliran sungai meluap dan menghanyutkan jembatan tersebut.
Saat ini, katanya warga yang terisolasi sangat membutuhkan bahan makanan sebab mereka tidak bisa keluar. Selain itu, Syaiful mengungkapkan luapan sungai juga merusak tiga unit rumah warga di Sei Indarung.
"Sekarang kita masih melakukan pendataan dilapangan dan hujan juga sudah berhenti," ujarnya.
Sementara itu Wali Nagari Surian Edi Madrin mengatakan, warga yang terisolasi berada di Jorong Tambang sebanyak 55 KK dengan 215 jiwa dan Kulemban 17 KK 56 jiwa. Warga Sei Indarung Tesa mengatakan, rumah yang rusak tersebut merupakan rumah permanen.
Dia menjelaskan, dua unit sudah dibawa arus air dan semua barang-barang yang ada juga terbawa arus. Sedangkan satu lagi katanya, baru kebahagian tergerus air. "Sementara penghuni rumah diungsikan ke posko utama," ucapnya.
Edi menambahkan, Paud yang sehari-hari tempatnya mengajar beruntung tidak dibawa derasnya arus sungai Sei Indarung. Sebelumnya anggota DPRD Solok Gusnadi mengatakan, pemerintah setempat harus bergerak cepat dalam menangani masalah banjir ini.
"Kita sudah koordinasi dengan Pemerintah setempat dan mendesak mereka supaya cepat menuntaskan permasalahan ini sehingga warga bisa beraktifitas kembali," katanya.