REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Front Pembela Islam (FPI) membantah anggotanya melakukan pengeroyokan terhadap Widodo, salah seorang relawan cagub dan cawagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Sauful Hidayat. Sekretaris Jenderal Front Pembela Islam (FPI) Habib Novel Bamukmin mengatakan, kejadian pada Jumat (6/1) malam tersebut bukan pengeroyokan, melainkan hanya perkelahian satu lawan satu saja.
"Enggak ada itu penyerangan atau pengeroyokan. Itu sebenarnya peristiwanya satu lawan satu. Jadi perkelahian. Masak dia bilang dikeroyok," ujarnya saat dihubungi, Sabtu (7/1).
Novel membenarkan anggotanya yang berinisial I tersebut memang terlibat perkelahian dan baku hantam dengan Widodo. Saat itu, Widodo kalah dan melarikan diri.
"Namanya juga berkelahi, dia jatuh, terus orang banyak yang nonton tetapi tidak ada yang pisahin. Masa tahu-tahu dia buat laporan dikeroyok. Ini gak bener nih," ucapnya.
Novel mengatakan, pihaknya mempunyai bukti berupa video bahwa tidak ada pengeroyokan yang dilakukan anggotanya. Menurutnya, justru Widodo yang melakukan memprovokasi sehingga terjadi perkelahian tersebut.
"Kita ada nih videonya. Kita punya bukti yang kuat. Ini video warga loh yang ngerekam. Bukan kita. Warga di situ jadi saksinya," katanya.
Diketahui, Widodo merupakan pengurus ranting Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Sebelumnya, ia mengalami luka karena mengaku dikeroyok sekelompok orang dari FPI di Jelambar, Jakarta Barat. Atas kekerasan tersebut, Widodo pun lapor ke polisi.