REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu kitab hadis yang banyak menjadi rujukan dan cukup populer di Indonesia adalah Kitab Riyaadhus Shaalihin karya Imam Nawawi. Kitab ini merupakan kumpulan hadis-hadis sahih Rasulullah SAW. Pembahasan tema di dalam kitab ini pun beragam, mulai masalah tauhid, akhlak, adab sopan santun, ibadah, hingga berbagai larangan-larangan terkait ibadah dan muamalah.
Kitab Riyaadhus Shaalihin ini pun banyak dikaji dan dipelajari, baik di kalangan pesantren ataupun di masyarakat umum, terutama di dalam majelis-majelis taklim. Ini seperti yang dilakukan oleh pengurus Masjid Al Muhajirin, Jalan H Enjong, No.01, RT 12, RW 001, Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Setiap awal pekan, pengurus masjid menggelar kajian rutin tentang pembahasan Kitab Riyaadhus Shaalihin karya Imam Nawawi itu. Ustaz Datya Dhikara menjadi pemateri dalam kajian itu. Pada awal pekan, kajian rutin tersebut telah memasuki pembahasan Bab ke-45 Kitab Riyaadhus Shaalihin, yaitu tentang berziarah dan berkumpul dengan ahli kebaikan atau orang-orang saleh.
Pada awal paparannya, Ustaz Datya menyampaikan soal pentingnya pergaulan bagi manusia. Dia pun merujuk kepada hadis nomor 362 dalam Kitab Riyaadhus Shaalihin. Dari Abu Musa Al-Asyari, Nabi Muhammad SAW bersabda,"Bahwasanya perumpaan kawan yang baik dan kawan yang buruk adalah sebagai pembawa minyak misk (kesturi), yang baunya harum, dan peniup perapian, pandai besi. Pembawa minyak misk ada kalanya memberikan minyaknya kepadamu, setidak-tidaknya engkau dapat memperoleh atau mencium bau harum daripadanya. Adapun pandai besi, ada kalanya akan membakarkan pakaianmu atau engkau akan memperoleh bau busuk dari padanya."
Atas hadis ini, Ustaz Datya menyebutkan, pertama, diperbolehkan umat Islam untuk membuat perumpaan dalam menyampaikan sebuah kebaikan atau nasihat. Kedua, kaum Muslimin diharapkan bisa menghindari bersahabat atau bergaul dengan kawan-kawan yang buruk. ''Karena bisa memengaruhi kita, baik terkait dengan agama atau terkait dengan dunia. Jadi, pintar-pintarlah dalam memilih teman dan pergaulan, terutama untuk anak-anak muda, sehingga tidak memberi dampak buruk kepada kita. Pilihlah kawan-kawan yang saleh,'' ujar Ustaz Datya.
Kemudian, pada hadis berikutnya dalam bab tersebut disebutkan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah tentang pentingnya memilih pasangan hidup berdasarkan keteguhan agamannya atau karena pengetahuan agamanya. Bukan karena harta, keturunan, ataupun kecantikan dari wanita tersebut.
Dalam penjelasannya, Imam Nawawi menuliskan, manusia itu pada ghalibnya memiliki tujuan menikahi seorang wanita berdasarkan empat faktor tersebut. Namun, Imam Nawawi, berdasarkan hadis Rasulullah SAW tersebut, mengingatkan manusia untuk lebih mengedepankan faktor pengetahuan dan kualitas agama dari perempuan tersebut.
''Jadi, yang namanya orang saleh kita perlukan, bukan hanya dalam pertemanan dan pergaulan, melainkan juga dalam membina rumah tangga, hendaklah kita memilih orang saleh, yang memiliki pengetahuan tentang hak-hak dan kewajiban suami dan istri,'' kata Ustaz Datya.
Pada hadis selanjutnya yang diriwayatkan Ibnu Abbas, Nabi Muhammad SAW pernah berkata kepada Malaikat Jibril. ''Apakah sebabnya tuan tidak suka berziarah kepada kami lebih banyak lagi, dan lebih sering lagi, dibandingkan sekarang ini?'' Kemudian, turun firman Allah SWT seperti yang tertera dalam Surah Maryam ayat 64,''Dan kami tidak turun melainkan dengan perintah Tuhanmu. Bagi-Nya adalah apa yang ada di hadapan serta di belakang kita dan apa saja yang ada di antara yang tersebut itu.''
Dari hadis ini terlihat, menurut Ustaz Datya, Nabi Muhammad SAW meminta Malaikat Jibril untuk lebih sering mengunjungi beliau. Hal ini menandakan Rasulullah SAW senang berjumpa sesering mungkin dengan Malaikat Jibril. Pertemuan dengan Malaikat Jibril dapat menambah keimanan Rasulullah SAW. Selain itu, hadis ini juga menunjukkan kecintaan Rasulullah SAW terhadap Malaikat Jibril, yang membawa wahyu dari Allah SWT.
Hadis ini juga menunjukkan, supaya kita meminta orang-orang saleh untuk mengunjungi dan memberi nasihat kepada kita. ''Ini anjuran agar kita meminta kepada orang-orang saleh untuk mengunjungi dan memberi nasihat kepada kita, agar kita dapat mengambil manfaat dari kehadirannya,'' kata Ustaz Datya.
Terkait dalam hal memilih teman, dalam hadis nomor 365 kitab Riyaadhus Shaalihin, dari Abu Said Al Khudri, Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Janganlah engkau bersahabat, melainkan dengan orang yang beriman dan janganlah makan-makananmu itu kecuali orang yang bertakwa." Hadis ini juga diriwayat oleh Imam Abu Dawud dan Tirmidzi dengan isnad, yang bisa dijadikan pegangan.
Kajian mengenai Kitab Riyaadhus Shaalihin ini memang digelar secara rutin pada tiap awal pekan di Masjid Al Muhajirin, bakda Maghrib. Para jamaah dan peserta dari kajian datang dari sekitar Pasar Rebo dan Ciracas, Jakarta Timur. Salah satu peserta kajian, Yogi mengaku, sudah mengikuti kajian ini dari awal pembahasan Kitab Riyaadhus Shalihin.
Yogi, yang tinggal di kawasan Pasar Rebo mengungkapkan, biasanya dia memang menyempatkan diri untuk mengikuti kajian ini selepas bekerja sebelum pulang ke rumah. Yogi pun mengaku, pengetahuan agamanya, terutama hadis-hadis saleh, banyak didapatkan dari kajian tersebut. ''Sekalian habis shalat Maghrib berjamaah, terus kajian. Alhamdulillah bisa nambah-nambah pengetahuan soal hadis. Mudah-mudahan juga jadi amal kebaikan,'' kata dia