Senin 09 Jan 2017 07:10 WIB

Sudah Lama, Umat Islam Bermimpi Miliki Lembaga Penyiaran

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
Din Syamsudin
Foto: Antara
Din Syamsudin

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI),  Din Syamsudin mengungkap, memang ada kelompok-kelompok Islam yang telah memiliki stasiun televisi tersendiri. Namun, televisi-televisi tersebut masih mengudara melalui jalur satelit dan siaran internet. Mereka pun belum mendapatkan akses ke publik yang lebih luas.

Selain itu, untuk perizinan pembangunan televisi stasiun bumi sudah tidak ada lagi. Mengingat, dunia pertelevisian saat ini diharapkan sudah masuk ke era digital.

Penerapan digital yang seharusnya sudah dimulai pada tahun ini masih terkendala sejumlah peraturan. Berbagai tantangan dan persoalan itu pun disadari oleh Din. ''Walau demikian, kami tidak ingin berhenti. Ide ini sebenarnya bersifat pengumuman dari saya, bahwa saatnyalah kita memiliki televisi dan saya akan melakukan langkah-langkah untuk mewujudkan itu,'' kata Din belum lama ini.

Salah satu upaya yang akan dilakukan Din untuk mewujudkan mimpi ini adalah dengan mengajak tokoh-tokoh umat. Nantinya diharapkan ada diskusi dan kajian mengenai realisasi pembentukan lembaga penyiaran itu, termasuk soal sudut pembiayaan dan permodalan yang dinilai cukup besar, sumber daya manusia (SDM), manajemen, serta teknologi yang terkait dengan peralatan.

''Ini sedang dikaji semua. Jadi idenya ini memang masih inisial, masih awal sekali, tapi kalau gagasan dan mimpi ini sudah sangat lama. Sekarang tinggal bagaimana mimpi ini diwujudkan dan ternyata urgensi atau desakan juga sudah ada dari kondisi dan situasi dewasa ini,'' tutur mantan ketua umum MUI tersebut.

Ide ini, ujar Din, sudah diumumkan ke publik sehingga diharapkan ada dukungan moral dari berbagai pihak. Pun dengan adanya langkah-langkah strategis yang mengiringinya. Terkait operator dari televisi tersebut, Din mengungkapkan, sebenarnya tidak perlu dan tidak harus dari MUI yang langsung turun tangan dalam pengelolaan televisi itu.

Din menyebutkan, bukan tidak mungkin penyelenggaranya adalah lembaga atau badan usaha tertentu atau badan usaha khusus, yang dikelola secara profesional di bidangnya masing-masing. Untuk permodalan, Din berharap ada investor dari pengusaha-pengusaha nasional yang mau mendukung ide tersebut.

Kendati begitu, Din menegaskan, ide pembentukan stasiun televisi untuk umat Islam ini bukan berasal dari pikiran-pikiran eksklusif dan bersifat sektarianistik. ''Justru lembaga penyiaran itu nantinya dapat menjadi sarana kontribusi umat Islam untuk bangsa Indonesia, terutama untuk mewujudkan cita-cita nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, kemudian pembentukan karakter bangsa dan Revolusi Mental. Ini memerlukan kontribusi dari lembaga penyiaran, yang sangat kuat pengaruhnya di masyarakat,'' ujar Din.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement