Rabu 11 Jan 2017 16:20 WIB

Bertemu Jokowi, Said Aqil Bahas Upaya Atasi Radikalisme

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Ketum PBNU, KH Said Aqil Siradj
Foto: istimewa
Ketum PBNU, KH Said Aqil Siradj

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj untuk makan siang bersama di Istana Merdeka. Dalam pertemuan ini, Said menyampaikan, pentingnya upaya untuk memperkuat dan membangun kembali Islam yang moderat, sehingga dapat mengurangi serta mencegah aksi-aksi radikal.

"Indikasi fenomena menguatnya Islam radikal itu menjadi agenda kita bersama, bagaimana memperkuat kembali dan harus terus memperkuat Islam moderat, harus dibangun kembali dan diperkuat," kata Said di Istana Merdeka, Rabu (11/1).

Said menilai, Indonesia yang dikenal sebagai negara Islam moderat akhir-akhir ini mulai mengendor nilai toleransinya. Semakin banyak tindakan-tindakan intoleran yang terjadi belakangan ini. Karena itu, diperlukan langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini sehingga nilai toleransi masyarakat Indonesia kembali menguat.

"Bagaimana upaya kita agar intoleran bisa kita atasi, kemudian kembali lagi Indonesia yang toleran, Indonesia yang damai, yang beradab, bermartabat, Islam culture bukannya Islam doktrin, Islam ramah," ucap Said.

Said mengatakan untuk meningkatkan nilai toleransi dan mencegah tindakan radikalisme diperlukan peran kyai-kyai NU dalam membimbing masyarakat. Sedangkan secara jangka panjang, nilai toleransi dapat dimasukkan dalam kurikulum pendidikan dengan mengutamakan kurikulum kebangsaan dan juga semangat Pancasila.

Kepada Said, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun meminta agar bersama-sama dalam mengatasi masalah konflik, ujaran kebencian, dan juga berita-berita palsu. Karena itu, sambung dia, media massa mainstream seperti televisi, radio, dan juga koran juga harus berperan menumbuhkan Islam yang toleran.

"Ya bergandengan tangan dalam mengatasi satu masalah konflik sosial, dua dengan banyaknya hoax ini, banyaknya hatespeech harus diredam," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement