REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Situs berita berbahasa Arab, paltimes.net melaporkan, bahwa proyek pembangunan dinding tembok raksasa di sepanjang perbatasan Israel-Gaza terancam batal, karena alasan keamanan dan macetnya dana dari investor. Padahal, pihak Kementrian Pertahanan Israel telah menyetujui proyek ini, namun karena besarnya anggaran yang mencapai 334 miliar shekel, akhirnya proyek ini terpaksa dibatalkan.
Tembok pembatas ini akan dibangun sepanjang 64 km mengelilingi perbatasan Israel-Gaza. Selain untuk keamanan, rencananya tembok ini juga digunakan untuk menghalangi terowongan rahasia yang dibangun oleh Hamas. Disinyalir, terowongan tersebut mampu menembus hingga ke Tel Aviv.
Pihak Kementrian Pertahanan Israel telah bekerja sama dengan investor asing dari Amerika dan Jepang untuk menjalankan proyek ini, namun terpaksa dibatalkan. Jika proyek ini dilanjutkan, maka akan memberikan rasa aman terhadap warga Israel di Tepi Barat.
Sumber berita Yahudi mengungkapkan, bahwa proyek pembangunan tembok raksasa di Jalur Gaza dihentikan sementara. Rencananya tembok ini untuk menghalangi terowongan pejuang Palestina menuju Israel. Proyek ini dihentikan karena belum terjadi kesepakatan harga antara Israel dan kontraktor, salah satunya kontraktor dari Turki.
Rencananya dinding tembok ini ditanam sekitar 10 meter di bawah tanah. Salah satu sebab gagalnya proyek ini karena Israel tidak memiliki dana yang cukup. Selain itu, Israel tidak memiliki kontraktor ahli yang bisa membangun dinding tembok beton raksasa sedalam 10 meter dan tinggi 10 meter. Ada lebih dari 13 perusahaan kontraktor asing yang mengajukan diri untuk menyelesaikan tembok beton ini. Diantaranya kontraktor dari Amerika Serikat, Italia, Jerman, Brazil, Spanyol dan Turki.