REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Ribuan warga Iran berkumpul di pusat kota Teheran, Rabu (11/1) waktu setempat. Mereka menghadiri upacara pemakaman mantan Presiden Iran, Ayatollah Akbar Hashemi Rafsanjani. Berbagai lapisan masyarakat Iran menghadiri upacara pemakaman yang disebut-sebut terbesar di Iran dalam sperempat abat terakhir.
Tidak hanya dihadiri berbagai lapisan sosial masyakarakat Iran, upacara pemakaman itu juga dianggap sejenak mempersatukan kelompok reformis dan konservatif di Iran. Mulai dari kaum revolusioner garis keras hingga kelompok pragmatis, semua berkumpul di jalan untuk menghadiri upacara pemakaman Rafsanjani. Mereka mengenang sepak terjang Rafsanjani di dunia politik Iran, saat terlibat dalam Revolusi Islam pada 1979 hingga menjabat sebagai Presiden Iran dari 1989 hingga 1997.
Rafsanjani memang dianggap menempati posisi unik di cakrawala politik Iran. Dia dianggap sebagai sosok yang tidak bisa diprediksi. Pada tahun-tahun pertama revolusi Islam, dia termasuk sosok yang aktif menyingkirkan lawan-lawan politik dan oposisi kaum revolusioner. Namun pada 2009, dia justru mendukung kaum reformis.
Pada era 80-an, Rafsanjani mendukung gerakan ekonomi berlandaskan sosialisme. Namun pada saat menjadi presiden, Rafsanjani justru menerapkan liberalisasi ekonomi besar-besaran di Iran. Sejumlah penentangnya menyebut dia sebagai sosok yang opportunis dan pragmatis. Kendati begitu, Rafsanjani dikenal cukup dekat kepada rakyat Iran dan dianggap berhasil memimpin Iran pasca Revolusi Islam.
''Selama bertahun-tahun, dia telah berada bersama-sama rakyat, bersama Republik Islam, seluruh elemen bangsa dan negara berutang kepadanya,'' kata Amir Alizadeh (55 tahun), seorang mantan pegawai negeri, yang sengaja menghadiri upacara pemakaman Rafsanjani.
''Saya datang untuk memberikan penghormatan terhadap semua kerja keras dan perjuangan yang dia berikan kepada Republik Islam. Sejak kerusuhan yang meletus pada 2009, dia terus berjuang demi kepentingan rakyat, dia benar-benar berjuang untuk rakyat,'' ujar Ehsan Mohammadi (32 tahun), salah satu warga Teheran.
Menurut aktivis reformis Iran, Saleh Mahlooji, Rafsanjani memiliki peran yang cukup besar dalam upaya mempersatukan Iran. ''Entah bagaimana, dia bisa mempersatukan rakyat di belakang berbagai sistem atau latar belakang. Dengan kematiannya, perbedaan antara kelompok ataupun elemen di masyarakat Iran, bukan tidak mungkin semakin besar,'' kata Saleh.