REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Almarhumah Muhammad Fachroni yang akrab disapa Oon (44) salah satu personil Project Pop meninggal dunia, Jumat (13/1) akibat komplikasi sejumlah penyakit yang dideritanya. Oon meningga di kediaman miliknya di Kota Bandung. Jenazah dikebumikan di TPU Muslimin, Legok Cisereuh, Kelurahan Mekar Wangi Kecamatan Bojong Loa Kidul, Kota Bandung.
Manager Project Pop, Jeffry mengungkapkan salah satu keinginan Oon hingga menghembuskan nafas terakhir yang belum terwujud adalah konser bersama Project Pop. “Cita cita Oon yang belum tercapai dan terlaksana konser bersama Project Pop,” ujarnya kepada wartawan seusai pemakaman di TPU Mekarwangi, Bandung.
Ia menuturkan, kurang lebih selama tiga bulan terakhir, Oon beristirahat untuk memulihkan kondisinya dan sejenak rehat dari kegiatan-kegiatan Project Pop. Selain itu, sakit yang dideritanya yaitu diabetes diketahui sejak 2009, namun saat itu tidak sering dicek sehingga satu setengah tahun kemarin semakin terasa.
Dia menambahkan, rekan-rekan Project Pop tidak bisa menghadiri pemakaman almarhum dikarenakan terdapat kegiatan di Sumatra Selatan. Sekitar 3 Januari lalu, dia mengatakan rekan Project Pop yang lain menjenguk Oon di rumah.
“Saat itu biasa saja, bercanda. Tapi memang dia (Oon) di tempat tidur tidak bisa gimana-gimana. Yang dibahas juga bukan pekerjaan. Sakit-sakit juga tetap ketawa,” ungkapnya.
Menurutnya, Kamis (12/1) kemarin, Oon sempat melakukan cuci darah. Namun, kondisinya sesudah itu menurun dengan tensi dan gula darah yang menurun. Saat itu, Oon masih di rumah sakit sehingga masih tertangani.
Istri almarhum, Dessy Rosalianita mengungkapkan sebelum pulang ke rumah kondisi tensi Oon sekitar 69,43 dengan gula darah 70. Dia sempat berkomunikasi dengan manajamen hingga larut malam terkait dengan kondisi suaminya.
“Sekitar pukul 02.00 WIB dini hari Jumat (13/1), Saya dibangunkan, dia (Oon) bilang dadanya sakit. Saya bilang terus gimana mau ke rumah sakit, dia bilang pengen tidur. Anak saya bangun setengah lima siap-siap sekolah, sekitar setengah tujuh (saya) dibangunin ngasih tahu, mah papah gak nafas. Pas saya lihat udah pucat,” ungkapnya.