Senin 16 Jan 2017 02:02 WIB

Anies: Integritas Bukan Hanya Soal Kejujuran

 Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir dalam Tabligh Akbar Politik Indonesia di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Ahad (15/1).
Foto: dok. istimewa
Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hadir dalam Tabligh Akbar Politik Indonesia di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta Ahad (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan, mengatakan integritas pemimpin bukan hanya soal kejujuran. Karena bila integritas hanya dinilai dari kejujuran saja, maka tidak ada bedanya dengan Firaun yang zalim saat memimpin Mesir Kuno.

Anies mengatakan Firaun pun bisa disebut berintegritas karena berkata dan berperilaku jujur. "Firaun juga berintregitas karena jujur, jujur dalam mengungkap kekejiannya, jujur dalam memaparkan kuasanya bahkan mengaku tuhan," kata Anies dalam ceramahnya saat tabligh akbar dan shalat shubuh berjamaah di Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Ahad (15/1).

Karena itu, kata Anies, integritas pemimpin juga harus dilihat dari keberpihakannya pada nilai-nilai kebenaran, keadilan dan kepentingan orang banyak. Pemimpin yang berintegritas yakni pemimpin yang berani menentang penindasan.

Untuk mewujudkan keberpihakan kepada keadilan dan kepentingan orang banyak, Anies pun bertekad mengentaskan kemiskinan di Jakarta bila terpilih dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 bersama pasangannya Sandiaga Uno.

Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 akan diikuti tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Mereka adalah Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang diusung Partai Demokrat, PPP, PKB dan PAN; Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang diusung PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Hanura; dan Partai NasDem dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung Partai Gerindra dan PKS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement