Selasa 17 Jan 2017 15:44 WIB

Ini Alasan Mengapa Anies-Sandi Ada di Urutan Buncit Survei LSI

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bilal Ramadhan
Paslon Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno saat mengikuti debat publik perdana di Jakarta, Jumat (13/1) malam.
Foto: dok. istimewa
Paslon Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno saat mengikuti debat publik perdana di Jakarta, Jumat (13/1) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam hasil pemaparan Lingkaran Survei Indonesia versi Denny JA, Januari untuk Pilkada DKI 2017, dari tiga pasangan calon Agus-Sylvi berada di posisi pertama sedangkan Anies-Sandi masih berada di posisi buncit ke tiga.

"Jika Pilkada hari ini (ketika survei dilakukan) data menunjukkan hasil yang konsisten. Anies selalu di nomor buncit," kata Denny JA, Selasa (17/1).

Kini sebulan kurang dari waktu pencoblosan, menurutnya, merupakan waktu yang penting untuk mengejar ketertinggalan, walaupun selisih diantara pasangan nomor dua dan tiga saat ini sudah terpaut dua digit.

"Pasangan Anies di angka 21,4 persen. Pasangan Ahok di angka 32,6 persen dan pasangan Agus di angka 36,7 persen," terangnya.

Menurut Denny JA, ada beberapa catatan yang membuat pasangan Anies-Sandi dalam beberapa kali survei sejak Oktober hingga Desember masih di posisi terbawah. Di antaranya segmentasi pemilih Anies-Sandi yang hanya masuk di pemilih berpendidikan tinggi dan kelas ekonomi menengah atas.

"Mereka segmen yang sesuai dengan karakter Anies dan Uno, pemilih modern, moderat dalam pandangan agama, berwawasan global," ujarnya.

Selain itu, kata dia, problem marketing masih dialami tim Anies-Sandi. Karena menurutnya tidak ada program unggulan yang dikampanyekan secara massif dan segmented dari ke dua calon ini.

Dan alasan lain adalah Anies-Sandi dianggap kalah dalam daya tarik. Di segmen menengah atas, Anies-Sandi kalah daya tarik dengan pasangan Ahok-Djarot. Sementara di kalangan menengah bawah Anies-Sandi kalah dengan pasangan Agus-Sylvi.

Survei terakhir LSI versi Denny JA ini dilakukan pada 5 hingga 11 Januari. Survei dilakukan berdasarkan tatap muka dengan 880 responden, yang dipilih langsung melalui metode multistage random sampling. Survei ini memiliki margin of error plus minus 3,4 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement