Selasa 17 Jan 2017 17:08 WIB

Survei: Warga DKI tak Mau Kembali Dipimpin Ahok

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Ilham
Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA , Ardian Sopa.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA , Ardian Sopa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil jajak pendapat terbaru yang dirilis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengungkapkan bahwa mayoritas warga Jakarta tidak ingin dipimpin kembali oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Temuan itu sekaligus menunjukkan sentimen anti-Ahok saat ini masih menjadi mayoritas di Ibu Kota.

Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa menuturkan, hasil survei terakhir yang dilakukan lembaganya menyebutkan bahwa sebanyak 85,90 persen responden di DKI mengaku pernah mendengar Ahok menjadi terdakwa dalam kasus penodaan agama. Sementara, sebanyak 8,00 persen mengaku tidak pernah mendengar kabar tersebut, dan 6,10 persen lagi tidak menjawab.

"Ketika kami tanyakan kepada responden apakah mereka rela atau tidak relah jika gubernur terpilih nanti adalah seorang terdakwa penista agama, sebanyak 60,40 persen responden menjawab tidak rela. Hanya 17,80 persen yang mengaku rela dipimpin terdakwa penista agama, sedangkan 21,8 persen lagi tidak menjawab," ujar Ardian, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (17/1).

Lebih lanjut, dia mengatakan sebanyak 56,7 persen responden juga menilai pernyataan Ahok tentang Alquran Surat al-Maidah ayat 51 sebagai bentuk penistaan agama. Hanya 20,7 persen responden yang menganggap pernyataan mantan bupati Belitung Timur itu bukan penodaan agama. Sementara sebanyak 22,6 persen lagi tidak menjawab.

"Ketika kami tanya lagi kepada responden, apakah mereka akan memilih calon gubernur yang melakukan penistaan agama, sebanyak 56,1 persen menyatakan tidak akan memilihnya. Hanya 20,0 persen responden yang menjawab akan memilih sang kandidat, dan 23,9 persen lagi tidak menjawab," kata Ardian.

Tidak cukup sampai di situ, temuan lain yang diperoleh LSI Denny JA juga menunjukkan bahwa sebanyak 58,4 persen warga DKI ingin punya gubernur baru. Hanya 26,4 persen yang mengaku menginginkan gubernur lama memimpin kembali, sedangkan 15,2 persen lagi menjawab tidak tahu.

Ardian menjelaskan, jika Pilkada DKI 2017 berlangsung dua putaran, pasangan Ahok-Djarot bakal kalah telak melawan pesaingnya di putaran lanjutan tersebut. Berdasarkan hasil simulasi yang didapatkan lembaganya, jika kandidat yang bertarung di putaran kedua adalah Agus-Sylvi dan Ahok-Djarot, pasangan nomor urut satu diprediksi memperoleh 48,1 persen suara, sedangkan pasangan pejawat hanya 33,9 persen suara. Sebanyak 18,0 persen responden lagi masih merahasiakan pilihannya.

Begitu pula halnya jika yang bersaing di putaran kedua Pilkada DKI adalah Anies-Sandi dan Ahok-Djarot. Pasangan nomor urut tiga diprediksi akan meraup 41,8 persen suara, sedangkan Ahok-Djarot hanya 29,7 persen suara. Sebanyak 28,5 persen responden lagi masih merahasiakan pilihannya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement