REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juara Liga Champions Asia, Jeonbuk Hyundai Motors mendapat hukuman larangan bermain di kompetisi Asia selama 2017. Klub dari Korea Selatan itu terbukti bersalah karena terlibat langsung maupun tidak langsung dalam kasus pengaturan skor di kompetisi domestik pada 2013 hingga 2014.
Skandal pengaturan skor pada November tahun lalu membuat Jeonbuk yang menjuarai Liga Champions Asia mengalahkan Al Ahli dengan skor 3-2 partai final dijatuhi hukuman oleh pihak Asosiasi Sepak Bola Asia (AFC) pada Rabu (18/1) kemarin. “Badan independen pembukaan dan kontrol peserta AFC memutuskan bahwa Jeonbuk Hyundai Motors dilarang tampil di kompetisi Asia untuk satu musim 2017 karena keterlibatan mereka dalam aktivitas pengaturan skor saat berlangsungnya K-League musim 2013 dan 2014," sebagaimana dilansir pernyataan resmi AFC disadur ABC News, Kamis (19/1).
Karena mereka tidak boleh bermain, Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) memutuskan bahwa peringkat ketiga dan keempat K-League 2016 (Jeju United dan Ulsan Hyundai) berhak menjadi wakil Korsel untuk kompetisi Liga Champions Asia tahun ini. Pun demikian, Jeju United akan bergabung dengan Adelaide United, Jiangsu Suning dari Cina untuk babak kualifikasi Liga Champions Asia Grup H, serta pemenangan babak play-off.
Tahun ini sejatinya mereka punya kesempatan untuk menambah koleksi juara dengan memulai perjuangan dari fase awal di Grup H bersama dengan raksasa Australia, Adelaide United, Jiangsu Suning dari Tiongkok serta pemenang babak play-off. Namun, harus kandas lantaran menjalani hukuman "Karena keterlibatan langsung dalam kegiatan terlarang Jeonbuk Hyundai Motors tidak memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam kompetisi AFC musim 2017-2020. Dengan demikian Jeonbuk tidak masuk dalam kriteria olahraga untuk berpartisipasi dalam AFC 2017."
Pada 2016, Jeonbuk dikurangi sembilan poin dan denda 85 juta dolar AS oleh KFA. Pejabat dari Jeonbuk terbukti memberikan uang kepada wasit pada musim 2013. Pengurangan poin tersebut membuat gelar juara K-League 2016 menjadi milik FC Seoul yang duduk di posisi kedua dengan perolehan 70 angka. Terkait larangan tersebut, juara K-League sebanyak 4 kali itu bakal mengajukan banding. Jeonbuk akan menyampaikan nota banding ke CAS.