REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Media sosial tidak bisa dilepaskan dari isu-isu politik. Termasuk, soal isu Pilkada DKI Jakarta 2017 yang akan dilaksanakan pada 15 Februari mendatang.
DirekturEksekutif Indexpolitica, Denny Charter, Sabtu (21/1), merilis hasil penelitiannya soal pembicaraan warganet atau netizen di media sosial tentang para pasangan calon (paslon) peserta Pilkada DKI Jakarta. Penelitiannya itu dilakukan pada awal Januari hingga Sabtu (21/1) sekarang.
Denny menjelaskan, sebelumnya berbagai lembaga survey telah merilis hasil survey yang mereka lakukan.Walaupun hasil dari beberapa lembaga berbeda tetapi metode yang digunakan sama yakni multi stage random sampling. Karena itu, sebagai second opinion , Indexpolitica menggunakan metode yang berbeda yakni dengan platform Big Data Analysis.
Di mana, metode ini meresume pembicaraan media sosial mengenai Pilkada DKI. Big data analysis adalah metode kuantitatif yang menggabungkan antara data dan analisis pembicaraan media sosial secara real time. “ Sehingga didapat reaksi yang tepat pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat,” kata Denny kepada Republika.co.id, Sabtu (21/1). Metode ini biasanya digunakan untuk pengambilan keputusan dengan informasi kuantitatif yang terintegrasi dari data yang sangat besar.
Untuk analisis sentiment atau nada pembicaraan pada Januari 2017, paslon nomor urut tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno mendapat posisi terbaik yakni dengan nilai net sentimen 30,65 dan nilai net reputation 9,33. “Anies-Sandi stabil, jarang ada nada pembicaraan negatif tentang mereka di media sosial,” kata Denny.
Sementara paslon nomor urut satu, Agus H Yudhoyono-Sylviana Murni ada di posisi kedua. Namun dengan catatan, pasangan ini mengalami penurunan pada Januari. Padahal, sejak awal pencalonannya hingga Desember 2016, Agus-Sylvi selalu positif. “Ini karena pada Januari ada isu-isu negatif yang menyerang pasangan ini. Seperti suami Sylvi yang dikait-kaitkan dengan kasus makar dan Sylvi yang menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri dalam kasus korupsi,” kata Denny.
Sedangkan untuk paslon nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat perlahan mulai positif meskipun selama Desember 2016 selalu mendapat pembicaraan yang negatif di media sosial. “Ini karena selama Januari isu penistaan agama yang melibatkan Ahok sudah mulai kurang dibicarakan,” kata Denny.
Grafikindek sentiment analytic ketiga paslon bisa di lihat di grafik berikut.
Sementara, hasil penelitian Indexpolitica sampai 21 Januari 2017, share of voice atau yang paling banyak dibicarakan adalah Ahok-Djarot di media sosial dengan angka 41,36 persen. Posisi kedua disusul oleh Anies-Sandi di angka 30,19 persen, dan Agus-Sylvi di angka 28,45 persen.
Namun, terkait hasil penelitian ini, Denny menegaskan bahwa ini bukanlah survey konvensional seperti yang dilakukan oleh lembaga survey lainnya. Hasil penelitian ini merupakan analisis pembicaran media seputar pembicaraan pilkada DKI Jakarta. “Harapan kita semua adalah DKI mendapatkan pemimpin yang terbaik,” kata Denny.