Sabtu 21 Jan 2017 16:18 WIB

Soal Hasil Survei Berbeda Pilgub DKI, Ini Penjelasan Eep

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Teguh Firmansyah
CEO Polmark Indonesia, Eep Saefuloh Fatah (tengah), Kamis (19/1) merilis hasil survei terbaru yang menempatkan pasangan Anies-Baswedan-Sandiaga Uno di urutan pertama dengan elektabilitas sekitar 31,7 persen.
Foto: dok.Istimewa
CEO Polmark Indonesia, Eep Saefuloh Fatah (tengah), Kamis (19/1) merilis hasil survei terbaru yang menempatkan pasangan Anies-Baswedan-Sandiaga Uno di urutan pertama dengan elektabilitas sekitar 31,7 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah lembaga survei merilis hasil survei terkait peluang pasangan calon yang akan bertarung di Pilkada DKI Jakarta. Namun, ternyata hasil survei lembaga tidak semuanya menampilkan hasil seragam.

Terkait hal tersebut, Ceo dan Founder Polmark Indonesia Eep Saefulloh Fatah menilai perbedaan dalam hasil survei adalah hal lumrah terjadi. Hal ini karena masing-masing lembaga survei menggunakan metodologi, jumlah responden, dan waktu yang berbeda saat survei tersebut dilakukan.

"Hasil survei berbeda-beda bukan hanya sekarang, terjadi hampir semua pilkada, Pilkada 2012 juga," kata Eep dalam diskusi bertajuk "Antara Survey dan Realitas" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/1).

Karena itu, ia mengajak masyarakat untuk memahami karakteristik hasil survei setiap lembaga.

 "Jadi kalau survei diumumkan kita bisa periksa jumlah respondennya, metodologinya, waktunya kapan, tiga hal itu harus membedakan hasil survei, jadi masyarakat harus mulai diajak bicara ini secara terbuka," kata dia.

Namun, meski setiap hasil survei berbeda-beda, ia menegaskan tidak ada satu pun hasil survei yang berhasil memengaruhi pemilih untuk mengubah pilihannya. Karena itu, ia pun mengimbau lembaga survei benar-benar jujur dalam mengungkap hasil surveinya, khususnya terkait margin error atau ambang batas kekeliruan.

"Lembaga survei harus jujur, jadi setiap survei ada margin eror, bergantung respondennya. Semakin besar jumlah responden, semakin kecil margin eror ambang batas kekeliruannya," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement