REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Puluhan calon 'Startup Founder' berkumpul selama dua hari pada Sabtu dan Ahad (21-22/1) untuk berkontribusi memaksimalkan potensi Kota Malang. Mereka berpartisipasi dalam Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital yang digagas Yansen Kamto, Chief Executive KIBAR, didukung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Public Relation Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Regional Malang, Lidya Carolina, mengatakan puluhan peserta mengikuti workshop selama dua hari. Para peserta sebelumnya disaring lewat sebuah seminar besar (Ignition).
"Peserta diharapkan dapat memetakan permasalahan, mengembangkan ide yang akan dibangun, serta memberikan solusi berdasarkan inspirasi yang mereka dapat dari tahap Ignition," kata Lidya saat ditemui pada Ahad (22/1).
Menurutnya, sekitar 70 peserta dari 23 tim memunculkan berbagai gagasan menarik. Di antaranya adalah ide aplikasi pembentukan bank ASI dan pengumpulan sampah plastik. Nantinya seluruh peserta akan disaring berdasarkan kualitas. "Pada akhirnya ide-ide yang dipandang layak dan solutif akan difasilitasi hingga tahap eksekusi," kata Lidya.
Salah satu pengisi workshop sekaligus Founder Mavens Mitra Perkasa, Brillyanes Sanawiri, mengungkapkan Malang bukan lagi kota yang bisa dipandang sebelah mata. Sebab, sudah banyak penggerak dan startup founder yang lahir dari Malang.
Kota Malang yang dikelilingi infrastruktur memadai memberikan kemudahan bagi para entrepreneur baru untuk berkembang. "Apalagi ditambah jumlah komunitas dan organisasi yang akan mendukung perkembangan industri digital di kota ini," ujarnya.
Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital ini dilaksanakan di sepuluh kota. Kesepuluh kota itu meliputi Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Malang, Medan, Bali, Makassar, dan Pontianak.
Potensi industri digital di Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Dikutip dari website resmi Kemenkominfo, ada sekitar 93,4 juta pengguna internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia saat ini.
Kondisi itu merupakan modal besar bagi Indonesia untuk mengembangkan e-commerce dan bisnis aplikasi teknologi digital di Tanah Air. Volume bisnis e-commerce di Indonesia diprediksi akan mencapai 130 miliar dolar AS dengan angka pertumbuhan sekitar 50 persen per tahun.