REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Sari tebu yang banyak dijual pedagang di sejumlah sudut Kota Jambi menjanjikan potensi besar menjadi minuman khas bahkan dalam kemasan kalengan bagi konsumen di daerah bersuhu panas.
"Sejauh ini kami baru bisa menjual es tebu seperti ini, bila dikemas menjadi minuman kalengan mungkin lebih bagus, bisa lebih bersaing," kata Febrian (34) seorang pedagang tebu di kawasan Handil Kota Jambi, Senin (23/1).
Ia mengaku bisa menghabiskan lebih dari lima puluh gelas setiap harinya. Per gelas ia jual dengan harga Rp 5.000. Ia berjualan es tebu dengan cara memerah langsung dengan alat penggiling yang digerakan dengan mesin khusus.
Satu setengah batang tebu, digiling menjadi segelas sari tebu ukuran besar yang kemudian dicampur dengan es batu. Kemudian dihidangkan kepada pembeli. "Terkadang saya beri sedikit jeruk lemon untuk variasi rasa," katanya.
Febrian merupakan salah satu dari sejumlah pedagang es tebu yang siaga dihampir setiap sudut Kota Jambi, melayani warga atau mereka yang beraktivitas di bawah terik matahari.
Bahkan di kawasan objek wisata pedestrian Gentala Arasy di pinggir Sungai Batanghari, lebih dari 20-an pedagang es tebu siaga melayani pengunjung. Pada pedagang es tebu bersinergi dengan pedagang makanan khas daerah itu.
"Harganya sama Rp 5.000 per gelas, dimanapun pasti segitu. Sejauh ini belum dicoba menggunakan variasi rasa. Bila mungkin ke depan pakai rasa lain bisa kami coba, tapi belum tahu caranya," kata Sani, pedagang es tebu di kawasan pedestrian itu.
Selain dihidangkan dalam gelas, mereka juga melayani dalam kantung plastik maupun gelas plastik bagi pembeli yang melintas di jalan.
Para pedagang es tebu, selain menjajakan sepanjang jalan juga bersinergi dengan pedagang kuliner lainnya dalam satu lokasi berdagang seperti gabung dengan pedagang gado-gado, siomay, sate atau dengan beberapa pedagang kreatif lainnya.