Senin 23 Jan 2017 21:43 WIB

Kurma, Rintisan Kebangkitan Ekonomi Umat

Kampoeng Kurma
Foto: mgrol86
Kampoeng Kurma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kampoeng Kurma yang terletak di daerah Jonggol, Bogor merupakan sebuah terobosan bernilai ekonomi tinggi. Pasalnya, masa produktif pohon kurma bisa mencapai 90-100 tahun.

Risky Irawan, Co-Founder Kampung Kurma mengungkap, pohon kurma dapat tumbuh di Indonesia dalam usia 5 tahun. Atau lebih cepat lima tahun dari produksi buah kurma di Timur Tengah.

" Jelas, ini sesuai dengan yang tersura dalam Alquran dan hadist bahwa pohon kurma adalah pohon ajaib dan abadi. Alhasil, kami tuangkan ide tersebut dalam lahan perkebunan Kampoeng Kurma ini," kata dia saat berbincang dengan Republika.co.id, belum lama ini.

Risky mengatakan, pada awalnya kami prihatin melihat lahan di Indonesia ini banyak yang tidak produktif, kemungkinan karena kurangnya ilmu dari pemilik lahan, ataupun koefisien lahannya hanya sebesar 10-20 persen. Sebab itu sedikit developer yang tidak berminat untuk memanfaatkan lahan tersebut.

Dijelaskan Risky, satu pohon kurma umumnya bisa menghasilkan 100-200kg buah kurma dalam sekali panen, tapi ada juga yang 500-600 kg. harga rata-rata perkilo kurma paling murah 100.000 sampai 200.000 Rupiah. Misalnya, jika dikalikan 100.000 X 200kg = 20.000.000 Rp.

"Itu hanya dari panen satu pohon. Tentu  nilai ekonominya lebih tinggi dari buah biasa," katanya.

Pohon kurma pun tidak rumit dalam perawatannya dibiarkan saja bisa tetap berbuah apalagi jika dirawat, setiap bagian kurma dari akar sampai pelepahnya pun bisa dimanfaatkan, ternyata Islam ini punya pohon yang luar biasa, terlepas dari zaitun, tin dan lain-lain.

"Jadi dari hasil penelitian kami, kurma ini bisa jadi salah satu penyokong perekonomian umat, sayangnya tentang kurma ini masih jarang yang tahu. Untuk itu kami membangun lahan perkebunan yang isinya hanya boleh dimiliki oleh umat Islam saja,” Ungkapnya.

Karena itu, kata dia, pihaknya akan mengedukasi umat Islam sehingga mampu mengolah dan bekerjasama guna memberdayakan masyarakat sekitar.

“Bayangkan kalau umat Muslim tahu sampai dengan di masa yang akan datang punya potensi yang sedemikian rupa, apakah umat Muslim akan di cap sebagai umat yang miskin lemah terus perekonomiannya buruk?  gampang ditindas?"

"Kami pikir dengan salah satu upaya demikian ini bisa membuat umat Muslim mempunyai salah satu perekonomian yang betul-betul real di sektor real jangan sampai kita menjadi tamu di negara sendiri," paparnya

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement