REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Felix Siauw memiliki pendapat tersendiri terkait polemik bendera merah putih yang digambar dengan kalimat atau lafaz tauhid. Menurut dia, polemik terjadi bukan karena bendera merah putihnya, melainkan karena adanya fobia atau anti-terhadap lafaz tauhid itu sendiri.
Bila memang hanya karena bendera merah-putih, Ustaz Felix mempertanyakan mengapa sejak dahulu bendera serupa dibubuhkan berupa-rupa gambar, tapi dibiarkan dan tak diusut atau diselidiki. “Mengapa dari dulu pembubuhan apa saja di bendera dibiarkan? Tetapi sekali (lafaz) tauhid dibubuhkan, langsung diusut?” tulis ustaz Felix melalui akun Twitter pribadinya @felixsiauw, Senin (23/1).
Polemik bendera merah-putih yang dibubuhkan lafaz tauhid kemudian diusut. Seolah-olah memperlihatkan bahwa tauhid bukan bagian dari Indonesia. “Padahal inti Indonesia adalah tauhid, yang membuatnya jadi Indonesia,” kata Ustaz Felix.
Ia mempertanyakan, apakah Indonesia memang tidak diperkenankan memiliki identitas Islam? Padahal, menurut dia, Indonesia mampu merdeka karena peran Islam di dalamnya. “Indonesia ini merdeka sebab lisan ulama. Nyawanya negara ini adalah Islam, jangan lupa sejarah."
Bila Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait hal ini terus mengambil posisi berhadap-hadapan dengan umat Islam, menurut dia, sungguh tidak bijak. “Andaikan Pak Tito terus abai dengan kondisi ini dan selalu mengambil posisi berhadap-hadapan dengan umat, sungguh ini sangat tidak bijak,” ujarnya.
Pada Sabtu (21/1), Nurul Fahmi ditangkap oleh puluhan anggota polisi karena menulis kalimat tauhid di kain merah putih yang dibawanya saat aksi bersama Front Pembela Islam (FPI). Fahmi diduga melanggar pasal 66 jo pasal 24 subsider pasal 67 UU Nomor 24 Tahun 2009.