REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abad 15 dan 16 menjadi masa pengukiran jejak Eropa di berbagai belahan muka bumi. Didasari keinginan berekspansi dan tujuan perdagangan, eksplorasi Eropa melengkapi misi mereka dengan pembuatan kapal dan teknik komersial. Mereka memburu pasar baru dan wilayah-wilayah legendaris penghasil logam berharga serta komoditas lainnya.
Penjelajah asal Italia, Christoper Columbus, menandai awal periode eksplorasi Eropa itu. Ia dipandu alat navigasi yang telah muncul dan berkembang jauh sebelum ia memulai perjalanan lautnya pada 1492. Alat itu banyak berupa buku-buku panduan dan grafik, bentuk empirisasi keahlian intuitif para penjelajah lautan.
Selanjutnya, ilmu navigasi semakin berkembang dengan penemuan alat-alat perkapalan yang canggih. Kontribusi orang-orang Muslim dan Yahudi dalam pembuatan peta peralatan navigasi adalah hal krusial dalam inovasi-inovasi itu. Dan, di antara tahap penting perkembangan dunia navigasi tersebut adalah pembuatan peta, yang juga dikenal dengan kartografi.
Peta tertua adalah peta yang dibuat di atas papan dari tanah liat di Babilonia, diperkirakan berasal dari masa 3000 tahun SM. Kemudian, perkembangan keterampilan melukis peta terus berlanjut hingga era Yunani dan Romawi. JS Aber (2004) dalam Brief History of Maps and Cartographymenuliskan, kartografi atau pembuatan peta merupakan ilmu yang cukup maju di Yunani kuno pada masa itu. Pada masa Aristoteles (350 SM), konsep bahwa bumi berbentuk bulat telah dikenal luas di kalangan filsuf Yunani dan para ahli geografi menerimanya sebagai kebenaran sejak itu.
Lantas, bagaimana kontribusi umat Islam di bidang ini?
Menurut pakar geografi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof Dr Suratman MSc, kontribusi itu tentu sangat besar. Sejarah mencatat bagaimana para saudagar Muslim menyebar ke berbagai belahan dunia untuk berdagang dan berdakwah. Perjalanan mereka membawa aspek kartografis, di mana mereka mencatat dan menggambarkan perjalanan mereka itu.
Selain itu, catatan yang mereka buat juga mengandung ilmu tentang bagaimana mereka hidup dengan alam mereka, dengan syiar mereka. Mereka memberi kita peninggalan-peninggalan yang berperan penting dalam perkembangan kartografi dunia.
Ke depan, ia berharap, kartografi dapat terus dikembangkan, baik secara akademis maupun praktis. Jika dulu, peta berguna untuk mempermudah penaklukan atau pendudukan terhadap wilayah tertentu, kini ia harus bisa digunakan untuk mempertahankan setiap jengkal wilayah yang kita miliki dan membangunnya.