REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan pernyataan calon gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Baswedan terkait pembangunan indeks pembangunan pendidikan di Jakarta yang berada di posisi 22 terlalu membangun opini.
"Ya sudahlah debat mah bisa saja bangun opini. Saya kira masyarakat kita sekarang cerdas kok bisa cari di medsos, google, semua data yang kami bicarakan bisa dilihat dengan baik," tegas Ahok usai debat kandidat pada Jumat (27/1) malam.
Menurut Ahok, survei yang disampaikan oleh Anies adalah survei di masa Anies masih menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. "Itu ombudsman melakukan survei di 2015 Maret, Mei, dan Agustus, Oktober di masa beliau jadi menteri," jelas Ahok.
Secara fakta, lanjut Ahok, DKI berhasil meraih empat penghargaan dari Bappenas dari penghargaan terbaik, inovatif. Ahok menambahkan, permasalahan yang dihadapi Jakarta adalah banyaknya warga di bawah garis kemiskinan yang terus mendatangi Jakarta untuk mengadu nasibnya.
Debat kandidat kedua berlangsung di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, dengan pembahasan tema reformasi birokrasi, pelayanan publik dan pengelolaan kawasan perkotaan.
Debat berlangsung dua jam mulai pukul 19.30 WIB dipandu oleh moderator Tina Talisa dan Eko Prasojo. Sementara empat panelis dalam debat adalah moderator Eko Prasodjo, peneliti senior LIPI Siti Zuhro, Ketua YLKI Tulus Abadi dan Pakar Tata Kota Gunawan Tjahjono.
Debat antar kandidat Pilkada DKI diikuti oleh tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, yakni Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.