REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Rasyid Baswedan, mempertegas janji yang pernah ia sampaikan di Debat Pilkada DKI I. Saat debat kedua, ia kembali menjanjikan akan ada angkutan umum terintegrasi mulai dari kampung-kampung ke jalan protokol dengan sekali membayar Rp 5.000 bila ia terpilih jadi gubernur DKI Jakarta.
Terkait cara mengatasi kemacetan Jakarta, Anies menawarkan strategi mendorong masyarakat beralih ke transportasi publik massal. "Kami akan menyiapkan (angkutan umum dengan tarif) Rp 5.000 untuk seluruhnya. Bukan hanya busway, naik angkot, naik mikrolet, bayar Rp 5.000 pindah ke tiket terusan tanpa harus membayar (ongkos tambahan) hingga sampai ke tempat tujuan," katanya.
Anies menjanjikan sistem transportasi publik itu dilakukan secara terintegrasi. Bukan hanya Transjakarta yang saat ini terintegrasi, tapi angkutan ke kampung-kampung, baik trayek dan pembayarannya pun terintegrasi. Menurut Anies hal ini penting karena jalur transportasi publik yang terintegrasi dan memadai sangat penting untuk mengurangi kemacetan Jakarta.
"Sederhananya, solusinya dengan memfasilitasi kendaraan publik massal. Kalau hanya kendaraan publik saja bisa (berupa) ojek, tapi itu tidak massal. Arahnya mengajak masyarakat menggunakan busway hingga angkot," ujar mantan Mendikbud ini.
Dengan dasar pemikiran seperti itu, Anies bertekad yang akan ia bangun adalah transportasi yang terintegrasi. Artinya, sistem transportasi yang bisa menjangkau seluruh wilayah di Jakarta. "Selama ini tidak semua angkutan umum massal dan terintegrasi bisa menjangkau semua wilayah kampung di Jakarta."