Sabtu 28 Jan 2017 13:03 WIB

Imam Besar Masjid New York: Harapan Masih Ada

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Imam Masjid Al-Hikmah New York Shamsi Ali berbicara pada acara diskusi mengenai kehidupan beragama di Amerika, Rabu (25/1)
Foto: Darmawan/Republika
Imam Masjid Al-Hikmah New York Shamsi Ali berbicara pada acara diskusi mengenai kehidupan beragama di Amerika, Rabu (25/1)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Imam Besar Masjid New York yang juga Presiden Nusantara Foundation, Imam Shamsi Ali meyakini, harapan bangsa Indonesia dan Amerika masih ada. Meski, kedua negara tersebut dinilai sedang menghadapi ujian dan cobaan yang berat.

Imam Shamsi menceritakan, baru saja meninggalkan kampung halaman di Indonesia. Kemudian menuju kampung halaman lain di Amerika Serikat. Kunjungan ke Indonesia cukup singkat. Tapi jadwal begitu ketat. "Yang pasti hati senang dan bahagia bisa melakukan aktivitas singkat di bumi Indonesia," kata Imam Shamsi kepada Republika, kemarin.

Ia mengungkapkan, ada satu hal yang cukup menggelitik atau tepatnya mengganggu pikiran selama beraktivitas di Indonesia. Hampir di setiap kegiatan dialog, ceramah, diskusi dan wawancara, ada pertanyaan-pertanyaan yang seolah jika kedua kampung halaman (Indonesia dan Amerika) sudah minim harapan.

Anehnya pikiran yang cukup pesimis tersebut seolah sedang dialami oleh kedua kampung halaman itu. Indonesia dianggap sedang mengkhawatirkan karena adanya gesekan-gesekan antar kelompok. Tidak jarang gesekan tersebut melibatkan pemegang otoritas.

"Tidak jarang saya dengar pertanyaan atau keluhan jika Indonesia saat ini terancam disintegrasi dan perpecahan. Atau Indonesia saat ini sedang terancam oleh infiltrasi luar, tendensi ekstrimisme Islam dari Timur Tengah," ujarnya.

Sementara, dikatakan dia, Amerika dianggap sedang menghadapi musibah besar dengan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat. Penilaian terhadap Trump dari karakter pribadinya dan kontroversi cara pandangnya. Bahkan, retorika politiknya dianggap mengancam eksistensi Amerika sebagai negara super power yang dibangun di atas fondasi konstitusi yang solid.

Terpilihnya Trump oleh sebagian orang di Indonesia juga dianggap ancaman terhadap nilai-nilai demokrasi universal. Mengancam pilar-pilar kebebasan dan juga merendahkan nilai-nilai Amerika yang tinggi.

"Tapi benarkah demikian? Benarkah jika kedua negara dan bangsa besar ini sedang berada di ambang permasalahan yang mengkhawatirkan? Apakah benar jika nilai-nilai kebebasan dan toleransi telah minim di kedua negara itu?," katanya.

Ia menegaskan, dirinya melihat dengan sudut pandang berbeda. Melihat kedua bangsa besar tersebut (Indonesia dan Amerika) sedang menjalani ujian untuk naik kelas. Bahwa di setiap akhir semester pasti ada ujian. Melalui ujian itulah seseorang atau sekelompok orang akan menaiki jenjang selanjutnya dalam perjalanan hidupnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement