Rabu 01 Feb 2017 14:11 WIB

Penyebab Kanker Prostat Agresif Telah Ditemukan

Penelitian menjelaskan mengapa kanker prostat bagi pasien dengan gen BRCA 2 memiliki kondisi lebih buruk.
Foto: ABC
Penelitian menjelaskan mengapa kanker prostat bagi pasien dengan gen BRCA 2 memiliki kondisi lebih buruk.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sebuah studi penting, digagas oleh Biomedicine Discovery Institute dari Monash University dengan keterlibatan Peter MacCallum Cancer Centre, telah menemukan alasan mengapa sebagian pria mengalami kanker prostat yang lebih agresif.

Penelitian diterbitkan di jurnal Nature Communications, melibatkan sejumlah peneliti dan pekerja klinis tergabung dalam konsorsium Melbourne dan Toronto. Dalam penelitian tersebut dilaporkan profil molekul dari kanker prostat pada pria dengan kelainan BRCA2 mirip dengan profil yang terlihat pada pasien dengan kanker stadium lanjut. Laporan ini menjelaskan mengapa sejak awal diagnosis, pasien BRCA2 memiliki hasil yang buruk.

Tim ilmuwan internasional bekerja untuk mengungkap rahasia mengapa kanker prostat pada pria BRCA2 berperilaku agresif.

Penelitian ini merupakan bagian dari program Victorian Cancer Agency, yang sebelumnya telah melaporkan bahwa pria yang memiliki kelainan BRCA2 beresiko lebih tinggi memiliki kanker prostat yang lebih agresif jika ada patologi sel yang dikenal sebagai IDCP (intraductal karsinoma prostat); patologi sel IDCP memprediksi pria-pria ini jauh lebih mungkin untuk memiliki kondisi klinis yang buruk.

Alasannya kini sudah jelas. Setelah operasi untuk mengangkat kanker prostat, spesimen pasien kemudian diberikan ke laboratorium untuk analisa genom. Anehnya, penelitian menunjukkan bahwa kanker prostat awal yang tidak ditangani secara genetis mirip dengan kanker yang biasanya terlihat pada pria dengan kanker yang lebih rumit dan telah menyebar ke bagian tubuh lain.

Hal ini berbeda dengan kanker terlihat pada pria yang tidak memiliki gen BRCA2 dan yang jarang memiliki penyebaran kanker saat diagnosis. Hal ini diperkuat ketika dibandingkan dengan data dari studi tambahan, yang diterbitkan pada saat yang sama di jurnal Natura dan dipimpin kelompok Toronto, yang melihat sampel jaringan kanker prostat pada lebih dari 320 pasien dengan kanker prostat yang tidak memiliki gen BRCA2.

Setelah disatukan, studi-studi ini mengidentifikasi mengapa kemunculan gen BRCA2 dapat membuat hasil klinis yang berbeda, dengan penyakit yang berkembang lebih cepat pada kelompok pria.

Direktur dari Monash Partners Comprehensive Cancer Consortium, sekaligus penulis utama dari Monash BDI, Profesor Gail Risbridger, menjelaskan mengapa temuan ini menjadi penting.

”Studi ini menunjukkan bagaimana perbedaan tumor ini dibandingkan tumor ‘biasanya’ dan menekankan pentingnya bagi para pria untuk mengetahui  bagaimana sejarah kanker prostat, payudara, dan ovarian pada keluarnya dan mungkin memiliki gen BRCA2,” kata Risbridger.

Professor Gail Risbridger and Dr Renea Taylor from the Monash Biomedicine Discovery Institute
Professor Gail Risbridger dan Dr Renea Taylor dari Monash Biomedicine Discovery Institute.

Foto: Koleksi Monash Biomedicine Discovery Institute

Sementara itu penulis lainnya dalam penelitian tersebut, Dr Renea Taylor dari Monash University menekankan bahwa penemuan ini mendorong pemikiran apakah para pria-pria tersebut perlu penanganan yang berbeda atau tidak.

“Karena tumor yang dimiliki pria dengan gen BRCA2 yang gagal berbeda dengan sebelumnya, penemuan kita membuahkan pertanyaan apakah pasien-pasien ini membutuhkan penanganan yang berbeda saat didiagnosa,” kata Taylor.

Direktur dari Onkologi Genitourinaria di Peter MacCallum Cancer Centre dan ilmuwan Associate Profesor Decaln Murphy menjelaskan kemungkinan memiliki implikasi pada terapi.

“Kita tahu kegagalan pada gen BRCA2 ditemukan lebih banyak pada pria yang mengalami kanker prostat sebelumnya. Juga, karena kanker prostat berkembang, gen BRCA2 yang bermutasi mulai berkembang menjadi kanker prostat sekunder dan mendorong perilaku agresif kanker. Karena itu, penemuan yang menjelaskan secara rinci ketidaksabilan genomic dari kanker prostat akibat BRCA2, akan menjadi penting karena kita dapat menargetkannya dengan terapi-terapi baru.                       

Artikel ini diproduksi oleh Monash University.

Monash Biomedicine Discovery Institute yang baru berdiri di Monash University berkomitmen untuk mendapat penemuan-penemuan yang dapat menjawab tantangan penyakit di masa depan, dengan memiliki lebih dari 120 tim peneliti internasional yang terpilih. Para peneliti kami didukung oleh teknologi dan infrastruktur kelas dunia, dengan bermitra bersama kalangan industry, klinik, dan peneliti internasional untuk meningkatkan kualitas hidup melalui penemuan.

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/studi-nad-inovasi/penyebab-kanker-prostat-yang-agresif-telah-ditemukan/8226652
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement