REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI— Semua bermula dari Washington kemudian berlanjut ke Jakarta. Lalu menyebar hingga ke Afrika. Bahkan satu versinya muncul di Facebook.
Dalam beberapa jam, surat protes yang menyatakan tak setuju dengan perintah eksekutif Presiden Trump untuk melarang warga dari tujuh negara mayoritas Muslim menyebar luas ke berbagai jaringan.
Seperti video di media sosial, menjadi viral. Mereka menilai larangan masuk bagi warga dari tujuh negara mayoritas Muslim itu tak akan membuat Amerika jadi lebih aman.
Surat itu mengalir melalui puluhan Kedutaan Amerika di penjuru dunia. Surat ini menjadi surat protes pertama yang paling luas dari para pegawai Pemerintah Amerika kepada presidennya Donald Trump. Dan surat protes ini belum berakhir.
Pada pukul 4 sore Selasa, (31/1), surat protes tersebut telah ditandatangani oleh 1.000 orang. Pejabat departemen luar negeri AS mengatakan, surat ini dikirimkan kepada manajemen, para pejabat departemen, dan banyak diplomat yang ingin menandatanganinya.
Departemen Luar Negeri memiliki 7.600 petugas dinas luar negeri dan 11.000 PNS. Surat itu telah menyebar ke mana-mana pekan ini. Sejak draf surat itu pertama kali muncul.
Surat protes ini telah diedit dan beberapa diplomat telah menambahkan sejumlah kata-kata. Sebagai contoh, seorang diplomat menyarankan kalimat hanya harus mengakhiri "rasa malu abadi".
Sejumlah pejabat AS yang berusaha menandatangani dokumen surat protes itu mengatakan, tak jelas siapa yang bertanggung jawab dalam mengumpulkan tanda tangan.
Surat mengalir melalui email Departemen Luar Negeri. Sejumlah diplomat mengatakan, aturan serikat pekerja memperbolehkan mereka menunjukkan perbedaan pendapat. "Perbedaan pendapat dalam kebijakan merupakan budaya kami. Bahkan ada penghargaannya untuk hal itu," kata seorang diplomat AS di Afrika seperti dilansir New York Times, Selasa, (31/1).
Surat protes itu berisi protes terhadap perintah eksekutif Trump. Surat itu menyatakan, penolakan pengajuan visa ke AS akan mengasingkan sekutu dan memperburuk ekokomi Amerika. Para pelancong asing menyumbangkan dana bagi pemasukan AS sebanyak 250 miliar dolar AS terhadap ekonomi AS. Ini mendukung bagi lebih dari satu juta pekerjaan.
Baca juga, Trump Minta Tutup Akses Masuk Muslim ke AS.
Sejumlah diplomat mengatakan, mereka ikut melakukan protes melalui surat tersebut dengan mengirimkan surel berisi pernyataan "saya ikut" atau "tolong masukkan namaku sebagai orang yang bertandatangan". Termasuk memasukkan nama lengkap mereka, jabatan, titel, dan pos di mana bertugas.
Surat itu mengalir melalui jaringan informal para diplomat. Seorang diplomat yang sedang berlibur mendapatkan surat dari koleganya di belahan dunia lain, kemudian ia meneruskan surat itu kepada diplomat lainnya. Para diplomat memperkirakan ratusan diplomat lainnya akan menandatangani surat itu.