Kamis 02 Feb 2017 14:22 WIB

Ini Penyebab Terjadinya Banjir di NTB

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Bayu Hermawan
Banjir NTB
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Banjir NTB

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) mengungkap beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya banjir di sejumlah wilayah di NTB. Salah satunya adalah sistem drainase yang sangat buruk.

"Kita lihat seluruhnya, penyebab terjadinya banjir karena intensistas curah hujan yang tinggi," ujar Kepala BPBD NTB H Mohammad Rum di Mataram, Kamis (2/2).

Rum mencontohkan, intensitas hujan di Kabupaten Sumbawa misalnya yang menyentuh angka 143 mili meter (mm) per hari, atau di atas dari intensitas normal yang sebesar 100 mm. Ia mengungkapkan kekhawatirannya mengingat angka tersebut tak terpaut jauh dengan saat musibah banjir bandang yang melanda di Kota Bima beberapa waktu lalu dengan intensitas 150 mm per hari.

"Kita perlu siaga betul, termasuk Mataram, kan dari kemarin hujan tidak pernah berhenti, Alhamdulillah hujan lebatnya tidak terlalu lama, paling intensitas ringan," katanya.

Penyebab lain, Rum mengatakan karena memang seluruh pra sarana dasar NTB di bidang drainase sangat buruk. Ditambah, pedangkalan dan penyempitan aliran sungai yang terus menibgkat setiap tahunnya. Kemudian, fungsi tanggul juga banyak yang jebol lantaran sudah terlalu lama tidak direhabilitasi.

"Masyarakat juga buat rumah permanen di tepi sungai, bahkan menjorok ke sungai. Ini yang terjadi," ucapnya.

Di Ibu Kota NTB, Mataram, juga mengalami hal serupa. Banjir yang melanda Lingkungan Napak, Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Mataram, tak lepas dari buruknya sistem drainase. Sebuah gudang dituding menjadi penyebab banjir di lokasi tersebut lantaran menutupi drainase yang ada.

"Masyarakat tadi agak cukup panas, gara-gara bangunan ini mereka terdampak, tadi kami dikirim ekskavator untuk buka drainase yang tertutup bangunan," tegasnya.

BPBD NTB, ia katakan, siap berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) NTB untuk melakukan normalisasi sungai, dengan catatan pemda melakukan pembebasan lahan terhadap rumah yang menjorok untuk dibongkar.

"Kembalikan saluran sungai sebagaimana mestinya. Sudah semua rawan banjir, air sifatnya mengalir ke yang rendah, tugas kita air buatkan jalan yaitu drainase, kalau itu tidak dibuat, jangan salahkan air cari jalan sendiri," katanya menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement