Jumat 03 Feb 2017 09:35 WIB

Petani Diimbau tak Patok Harga Selangit Berjualan di Pasar Tani

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Andi Nur Aminah
Warga berdesak desakan membeli minyak goreng saat pembukaan Toko Tani Indonesia (TTI) di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (15/6).  (Republika/ Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga berdesak desakan membeli minyak goreng saat pembukaan Toko Tani Indonesia (TTI) di kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (15/6). (Republika/ Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kepala Bidang Perikanan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Depok Ita Wilda mengimbau kepada para petani dan nelayan yang akan memasarkan produknya di Pasar Tani agar tidak mematok harga tinggi di pasar yang digelar sebulan sekali di Balaikota Depok. "Kami mengimbau sebaiknya harga jangan lebih mahal, karena ini kan Pasar Tani dari petani langsung," imbau Ita, Jumat (3/2).

Pasar Tani baru dua kali digelar di Balaikota Depok. Rencananya Pasar Tani akan menyiapkan 15 stand dari berbagai produk hasil tani. "Produksi hasil taninya seperti ikan konsumsi, ikan olahan, sayuran, ikan hias dan rencananya juga kami akan tampilkan potensi tanaman hias di Kota Depok seperti tanaman anggrek," jelas Ita.

Dia mengaku pihaknya mengalami keterbatasan tempat. Oleh sebab itu, Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) akan bergiliran mengisi stand di Pasar Tani yang diselenggarakan setiap Jumat pekan kedua setiap bulannya. Keterbatasan ini, telah dikoordinasikan oleh pihak penyelenggara agar mengatur pengisian stand tersebut. "Untuk yang mengkoordinir sudah ada, kita hanya memfasilitasi tempat saja," terang Ita.

Dia berharap kegiatan Pasar Tani konsisten dilakukan hingga mampu membantu para petani dan nelayan dapat memasarkan produknya ke masyarakat. "Kegiatan Pasar Tani ini mudah-mudahan mampu menjadi wadah bagi para petani dan nelayan yang membutuhkan promosi, maupun bagi masyarakat yang membutuhkan hasil tani," tutup Ita.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement