REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menggandeng Pricewaterhouse Coopers (PwC) untuk mengaudit ajang tahunan Piala Presiden 2017. Hal tersebut dilakukan guna menghadirkan proses kerja yang transparan.
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, melakukan hal itu untuk membuat sepak bola indonesia lebih profesional dan menciptakan akuntansi internasional terbesar yang ada di dunia. Dalam sambutannya di depan para media jelang pembukaan Piala Presiden antara PSS Sleman melawan Persipura yang digelar di Stadion Maguwoharjo, Sabtu (4/2), pria yang juga menjadi Pangkostrad meminta agar seluruh elemen dapat bersinergi menciptakan sepak bola yang sehat.
"Ini awal kesiapan sepak bola setelah saya dilantik menjadi Ketum PSSI. Piala Presiden 2017 merupakan ajang mencari dan membangkitkan sepak bola. Itu awal mulanya terbentuk Piala Presiden,dan saya harap kita semua dapat berperan untuk membangun sepak bola Indonesia menjadi lebih baik," ucapnya.
Lebih lanjut Edy menambahkan bahwa PWC kembali ditunjuk lantaran sepak terjangnya yang sangat baik dan kompetibel. "Kenapa PWC? Kami sudah bekeja sama karena mereka tahun lalu. Mereka juga salah satu yang terbaik di dunia. Ini (transparansi) juga arahan dari Presiden," lanjutnya.
Di sisi lain, Ketua Panitia Penyelenggara Piala Presiden 2017, Iwan Budianto menjelaskan timnya bakal lebih transparan dalam mengurus turnamen ini. "Visi yang dimau tahun ini adalah Piala Presiden harus transparan, dan industri harus maju dari segi sponsor. Serta yang terpenting adalah ekonomi rakyat, bahwa dampak dari sepak bola bisa dinikmati semua masyarakat di sekitar stadion," kata dia.