REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI, Letnan Jenderal (Letjen) Edy Rahmayadi menegaskan, tudingannya terhadap Kepala Staf Ketua Umum (Kastaftum) Iwan Budianto, bukan tuduhan. Edy mengatakan pernyataannya, cuma penegasan kepada para wasit, agar menghindari sogok menyogok dalam pertandingan sepak bola di Indonesia, tak lagi terulang. "Saya katakan itu untuk contoh," kata Edy, kepada Republika, Rabu (8/2).
Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) tersebut mengatakan, ungkapannya ketika itu, bukan berarti Iwan melakukan sogok menyogok wasit selama ini. "Kasihan Iwan-nya. Bukan dia (Iwan)," ujar dia. Melainkan, Edy menambahkan, ucapannya ketika itu, merupakan sikap tegasnya agar tak ada lagi penyuapan wasit.
Edy, saat pengambilan sumpah janji 40 wasit dan asisten pengadil pertandingan Piala Presiden 2017, pekan lalu sempat berseloroh tentang skandal sogok menyogok wasit di kompetisi resmi bikinan PSSI selama ini. Salah satu yang dia tunjuk pernah terlibat, yakni Iwan yang kini sebagai bawahannya di kepengurusan federasi nasional.
"Termasuk kau kan Wan. Kau kan juga nyogok juga dulu itu main," kata Edy sambil menunjuk-nunjuk Iwan. Iwan, yang berada dalam acara tersebut, cuma bisa tersenyum dan memberikan jawaban singkat. "Dulu. Insya Allah sekarang nggak pak," kata Iwan. Edy pun menimpali jawaban anak buahnya itu dengan mengungkapkan kegeramannya. "Saya tahu itu. Bukan saya tak tahu," kata Edy.
Iwan pun kepada wartawan mengatakan, ucapan Edy ketika itu, cuma bercanda. "Waktu itu momennya serius. Jadi dia kasih sedikit joke-joke (bercandaan) agar cair," kata dia, Rabu (8/2). CEO Arema FC tersebut menambahkan, jawabannya saat dituding Edy, pun hanya spontanitas memberikan tanggapan.