REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- PT Timah (Persero) Tbk menargetkan ekspor timah olahan selama 2017 mencapai 30 ribu metrik ton ke sejumlah negara tujuan atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kami optimistis target ekspor tahun ini tercapai, karena kondisi perekonomian dan politik nasional dan internasional belum menimbulkan dampak terlalu besar terhadap ekspor timah ini," kata Sekretaris Perusahaan PT Timah (Persero) Tbk Sutrisno Tatetdagad di Pangkalpinang, Kamis (9/2).
Ia menjelaskan volume ekspor 2016 mengalami penurunan karena adanya penyesuaian terhadap aturan Permendag Nomor 33 tahun 2015. Volume ekspor timah 2016 sekitar 21 ribu Mton dibanding 2015 28 ribu Mton dan target 2017 sekitar 30 ribuan metrik ton. "Saat ini harga timah di pasar dunai sekitar 19.000 dolar AS per metrik ton atau lebih baik dibanding tahun sebelumnya," ujarnya.
Menurut dia ekspor timah 2016 lebih terkendali, karena adanya pengetatan ekspor logam melalui penerapan Permendag Nomor 33 tahun 2015, dimana perusahaan wajib memiliki sertifikat Clear and Clean (CnC), mengantongi izin Eksportir Terdaftar (ET)-Timah Murni Batangan, dan menjual di BKDI.
"Sejak diberlakukan Permendag ini, jumlah ekspor timah Indonesia 2016 berkisar 60 ribu hingga 65 ribu metrik ton," ujarnya.
Ia mengatakan dalam menjaga stabilitas harga timah di pasar dunia, PT Timah konsisten dengan mendukung kebijakan pemerintah dan Permendag Nomor 33 Tahun 2015 dalam upaya mengendalikan jumlah pasokan logam ke pasar dunia. "Kami tetap mempertimbangkan jumlah permintaan pasar, agar harga timah di pasar dunia stabil," ujarnya.