REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin berharap aksi umat Islam yang akan dilaksanakan pada Sabtu (11/2) ini, bisa mematuhi kesepakatan yang telah ditetapkan. Antara lain, dengan tidak melakukan aksi long march atau pawai dan tidak menggelar orasi atau mimbar bebas.
"Kami dari pemerintah menghargai/menghormati keputusan tidak akan ada long march. Kami berharap hal ini benar-benar dilaksanakan, karena aksi seperti itu rawan disusupi banyak kepentingan,'' katanya.
(Baca: MUI Solo Lepas 700 Peserta Aksi Damai 112)
Menag juga mengaku, belakangan mendapat informasi bahwa peserta aksi hanya akan berkumpul di Masjid Istiqlal untuk melakukan dzikir dan membaca doa-doa bersama. Hal ini dia apresiasi, karena orasi-orasi yang dilakukan tentu bisa menimbulkan keresahan di kalangan jamaah yang berbeda-beda aspirasi politiknya. Terlebih pada masa menjelang pilkada DKI seperti sekarang ini.
''Mudah-mudahan semua kesepakatan itu bisa dilaksanakan seperti yang dijanjikan,'' katanya.
Mengenai soal kemungkinan adanya umat Islam dari daerah lain yang akan mengikuti aksi tersebut, Menag menyebutkan bahwa pimpinan ormas keagamaan dari NU dan Muhammadiyah sudah meminta agar umat Islam di daerah tidak perlu datang ke Jakarta mengikuti aksi tersebut.
''Demikian juga, Rais Aam PBNU yang juga Ketua Umum MU KH Ma'ruf Amin, sudah menyatakan umat Islam di daerah tidak perlu datang ke ibukota hanya untuk mengikuti aksi tersebit,'' jelasnya. Berdasarkan imbauan dari para pemuka agama tersebut, Menag berharap tidak perlu ada pengerahan massa ke Jakarta.