Senin 21 Dec 2015 19:30 WIB

KOI Khawatir Soal Infrastruktur Asian Games 2018

Rep: Bambang Noroyono / Red: Citra Listya Rini
Komite Olimpiade Indonesia (KOI)
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Komite Olimpiade Indonesia (KOI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Olimpiade Indonesia (KOI) khawatir, dua kebutuhan infrastruktur Asian Games 2018 di DKI Jakarta gagal diadakan. Sebab menjelang tutup tahun, belum ada kejelasan soal ketersediaan tiga catatan yang ditebalkan Komite Olimpiade Asia (OCA) bagi tuan rumah utama untuk pesta olahraga bagi masyarakat di Benua Asia tersebut.

Sekretaris Jenderal (Sekjend) KOI, Dodi Iswandi mengatakan kebutuhan athlete village (wisma atlet) dan velodrome (arena balap sepeda) serta venue equastrian (arena olahraga berkuda) masih belum ada kejelasan. Sampai dengan akhir pekan lalu, rapat kerja pemerintah dengan Komisi II DPR RI belum ada titik temu soal alih lahan Wisma Atlet Kemayoran.Begitu juga dengan kebutuhan untuk arena balap sepada yang dijanjikan Pemprov DKI Jakarta.

"Kan ini yang terus menerus dipertanyakan OCA ke kita (KOI). Kita minta keseriusan juga dari Pemprov DKI Jakarta soal ini," kata Dodi saat ditemui di Gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Jakarta, Senin (21/12).

Sedangkan untuk aquatic center (arena olahraga air), Dodi mengatakan sementara sudah terjamin pengadaannya. Yaitu dengan adanya kepastian renovasi Komplek Olahraga Gelora Bung Karno (GBK) dari Kemenpora dan Kementerian Sekretaris Negara (Kemensetneg). Anggaran renovasinya, lebih dari Rp 500 miliar yang diambil dari pos APBN 2015/16.

"Kalau tiga (catatan OCA) ini sudah ada kepastian, kita sudah tenang. Tapi sampai hari ini Pemprov DKI Jakarta juga belum ada (melakukan) proses lelangnya, kapan juga pembangunannya," kata Dodi.

KOI juga dikatakan Dodi, khawatir jika OCA mengambil kesimpulan negatif soal kesiapan pemerintah Indonesia untuk bisa menjadi tuan rumah Asian Games. "Jangan gara-gara itu (gagal menjadi tuan rumah) dampaknya jadi lain. Karena ini juga menyangkut harga diri negara," katanya.

Lambannya proses persiapan infrastruktur Asian Games di DKI Jakarta, juga berdampak bagi program kerja KOI. Panitia lokal belum bisa memilah sejumlah cabang olahraga (cabor) yang akan dipertandingkan. Asian Games di DKI Jakarta dan Kota Palembang Sumatra Selatan (Sumsel), tak kurang dari 40 cabor yang akan dipertandingkan. KOI belum bisa memastikan akan berada di mana pertandingan dari masing-masing cabor tersebut.

Deputi V Bidang Harmonisasi dan Kemitraan di Kemenpora, Gatot Dewa Broto, pekan lalu menyampaikan, kebutuhan infrastruktur Asian Games tetap dalam proses perampungan administrasi. Untuk renovasi Komplek GBK dan Wisma Atlet Kemayoran mulai dilakukan serentak pada Maret 2016. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement