REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia mendapat kesempatan menyelenggarakan Asian Games di Jakarta dan Palembang 2018 mendatang. Ragam target baik soal prestasi cabang olahraga maupun lainnya sudah dicanangkan.
Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menyebut tolok ukur keberhasilan Asian Games ialah lancarnya penyelenggaraan event empat tahunan tersebut. Selain tentu saja, atlet-atlet Indonesia hasil binaan masing-masing Pengurus Besar (PB) bisa meraih banyak emas untuk mendapatkan peringkat tertinggi.
Ketua KOI Erick Thohir mengatakan ada mimpi besar yang bahkan bisa diraih pada Asian Games nanti demi peruabahan bangsa. Dia mengatakan, revolusi mental yang selama ini jadi dua kata paling tenar sejak Presiden Joko Widodo naik tahta 2014 lalu bisa saja terwujud.
“Ini bukan mimpi semata. Kita ambil contoh di Cina. Di sana penyelenggaraan Olimpiade 2008 dan Asian Games 2010 sukses mengubah perilaku warganya. Silakan anda cek sendiri, ini benar terjadi, di sana warga Cina yang sebelumnya banyak keluyuran dengan baju tidur, sudah tidak lagi terlihat sejak Olimpiade dan Asian Games," kata Erick dalam sebuah wawancara dengan Republika.co.id di kantor di bilangan Jakarta beberapa waktu lalu.
(Baca juga: Ini Keuntungan Indonesia Jadi Tuan Rumah Asian Games 2018)
"Ini karena apa? Karena masyarakatnya sadar bahwa mereka membawa nama baik negara di depan tamu-tamu yang datang. Kesadaran itu lalu terus terjaga hingga kini,” kata Erick menambahkan.
Demikian pula soal kebersihan. Presiden Inter Milan ini berujar, ketika sebagai wilayah di China dikenal kurang bersih lingkungannya, begitu ada event Olimpiade dan Asian Games, semua berubah. Dia mengatakan, ada perbaikan mental yang mendasari perubahan perilaku masyarakat China tersebut.
“Luar biasa di sana, bisa dilihat toilet-toliet umum pun kini terjaga kebersihannya. Inilah cita-cita sederhana tapi besar yang bisa kita wujudkan bersama melalui Asian Games,” kata dia.