REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) membutuhkan anggaran senilai Rp 1,46 triliun. Nilai tersebut untuk pencapaian target prestasi olahraga Indonesia menuju Asian Games 2018 mendatang.
Ketua Satlak Prima, Achmad Soetjipto menerangkan, pemerintah menekankan perlunya peningkatan prestasi atlet Indonesia di tingkat global. Asian Games menjadi salah satu pesta olahraga prestasi untuk membuktikan adanya peningkatan tersebut.
Sebab itu dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR RI, Selasa (19/1), Achmad mengatakan perlunya investasi maksimal di bidang olahraga. "Itu (Rp 1,046 triliun) nilai idealnya," kata dia, Rabu (20/1).
Menurut purnawirawan bintang empat itu, angka triliunan tersebut kecil. Dia membandingkan Indonesia dengan negara-negara di kawasan Benua Asia lainnya. Saat ini anggaran Satlak Prima 2016 cuma Rp 570 miliar. Sebanyak Rp 70 miliar diantaranya untuk kegiatan Paralimpik Indonesia.
Pun, anggaran tersebut untuk kebutuhan 520 atlet skuat utama dan muda serta 230 official. Anggaran tersebut, juga menjadi modal peningkatan prestasi atlet di ajang Olimpiade 2016. "Angka itu sangat kecil jika dibandingkan Cina, Jepang, bahkan Singapura," ujar dia.
Dalam dokumen Satlak Prima, anggaran ideal menuju Asian Games terdiri sebanyak 14 item. Itu diterangkan Achmad untuk mengakomodasi peningkatan prestasi profesional dalam Asian Games. Banyaknya 720 atlet dari seluruh cabang olahraga (cabor) nasional.
Pos anggaran tersebut antara lain untuk standar akomodasi para atlet yang perbulannya, Rp 15 juta. Untuk peralatan latih tanding, Satlak Prima meminta ketersedian dana Rp 75 juta per tahun. Sedangkan untuk peralatan perorangan diminta Rp 50 juta tiap tahunnya.
Untuk honorium para atlet, Satlak Prima meminta adanya Rp 10 juta setiap bulannya. Ada juga biaya standar kompetisi dengan nilai Rp 250 juta per tahunnya. Sedangkan untuk honor pelatih, Satlak Prima membutuhkan Rp 15 juta setiap bulannya. Itu untuk menggaji 300 pelatih lokal. Untuk pelatih asing, Satlak Prima mencatat adanya 36 pelatih dengan honor masing-masing sebesar Rp 75 juta setiap bulannya.
Kebutuhan atlet akan suplemen juga meminta persiapkan anggaran senilai Rp 5 juta tiap bulannya. Paling krusial diterangkan Achmad, yaitu untuk pengadaan peralatan sport science yang nilainya Rp 50 juta tiap bulannya. Sementara untuk operasional pelatihan, membutuhkan anggaran Rp 1,5 miliar setiap bulannya.
Selain itu, Satlak Prima juga dikatakan membutuhkan biaya peralatan untuk kompetisi yang nilainya Rp 100 juta saban tahun. Para atlet juga diminta untuk fokus dalam training camp athlete yang membutuhkan dana Rp 75 juta setiap tahun. Terakhir, Satlak Prima meminta penambahan anggaran untuk paralimpik menjadi Rp 150 miliar setiap tahunnya.