REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Penyelenggara Asian Games (INASGOC) 2018 mengharapkan anggaran Asian Games sebesar Rp1,5 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2017 dapat cair pada Agustus.
"Semula kami mengajukan anggaran Asian Games sebesar Rp 1,8 triliun yang akan masuk dalam APBN-P 2017. Tapi, pemerintah menyetujui Rp1,5 triliun," kata Ketua INASGOC Erick Thohir di Jakarta, Ahad (5/6) malam.
Erick menyatakan anggaran Rp 1,5 triliun itu antara lain akan dipakai untuk persiapan pembukaan dan penutupan Asian Games 2018 dengan pendanaan bersifat multitahun.
"Misalkan, kami melibatkan enam ribu penari yang akan tampil dalam upacara pembukaan dan penutupan. Kami tentu harus membayar gaji latihan mereka karena mereka berlatih enam bulan sebelum upacara berlangsung," kata Erick.
Erick mengatakan anggaran Rp 1,5 triliun itu juga akan dipakai untuk persiapan penyelenggaraan kejuaraan uji coba Asian Games untuk 10 cabang olahraga pada November 2017 hingga Maret 2018.
"Kami sudah menggunakan anggaran sebelumnya, yaitu dari anggaran Rp 500 miliar, untuk membayar uang pangkal gelanggang-gelanggang olahraga yang akan dipakai untuk kejuaraan uji coba," kata Erick.
Meksipun mendapatkan dukungan anggaran dari negara, INASGOC juga masih membutuhkan tambahan dana dari pihak swasta sebesar Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun untuk pelaksanaan Asian Games.
"Kebutuhan penyelenggaraan Asian Games 2018 sebenarnya mencapai lebih dari Rp 5 triliun. Tapi, dukungan dari pihak swasta belum kami lakukan karena masih menunggu pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) yang melekat pada INASGOC," kata Erick.
Ia mengklaim sejumlah perusahaan swasta telah berkomitmen untuk menjalin kerja sama dengan INASGOC dalam penyelenggaraan Asian Games 2018. "Kami belum dapat mengumumkan nama-nama pihak swasta itu karena masih menunggu BLU," kata Erick.
Pada Rabu (31/5), Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto mengatakan anggaran Asian Games sebesar Rp1,5 triliun yang akan diusulkan dalam RAPBN-P 2017 antara lain dipakai untuk pengadaan barang dan jasa, pelaksanaan persiapan kejuaraan uji coba, dan promosi Asian Games.
"Anggaran Rp1,5 triliun itu harus diusulkan melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga," kata Gatot.