REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) akan berdiskusi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selaku pemilik saham Ancol untuk pembangunan venue cabang olahraga layar yang akan digunakan pada Asian Games 2018.
"Ancol kan juga punya masterplan sejauh mana rencana pembangunan Ancol dengan pembangunan venue layar. Ini disinergikan, itu yang belum kita cek," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pelaksanaan Penataan Pembangunan Strategis I Dirjen Cipta Karya Kemenpupera Eki Arsita Rizki di Balai Kota DKI, Selasa (11/7).
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan memindah venue pertandingan olahraga layar untuk Asian Games 2018 ke Pantai Ancol, Jakarta Utara, dari Pantai Mutiara, Pluit Jakarta Utara. Pemindahan karena Pemprov DKI menilai Pantai Ancol secara teknis lebih aman.
Kemenpupera akan menjadi leading sector pembangunan arena ini. Namun, Eki mengatakan, penyediaan lahan di Pantai Ancol tetap wewenang Pemprov DKI. "Kementerian hanya bekerja untuk mendukung kesiapan venue," kata dia.
Eki menjelaskan Kemenpupera sudah berkoordinasi dengan Pengurus Besar Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia (PB-Porlasi) terkait kebutuhan arena. Venue untuk olahraga layar memerlukan tiga zona.
Tiga zona untuk pertandingan internasional tersebut, yaitu slip way untuk menurunkan perahu, zona centre of excellent untuk atlet berlatih dan gudang perahu, dan zona container untuk parkir truk peserta delegasi atau anggota-anggota negara peserta Asian Games.
Dia menyatakan identifikasi awal, pembangunan venue olahraga layar yang terdiri dari tiga zona membutuhkan lahan 1,2 hektare. Namun, Kementerian PU PR akan memeriksa ukuran masing-masing zona tersebut dan mendiskusikan pada Porlasi.
Sebab, organisasi layar internasional memiliki manual book dengan standar minimal yang harus dipenuhi. "Zona itu yang nanti akan kita olah, berapa yang diizinkan DKI untuk dibangun, nanti kami diskusikan kembali dengan Porlasi desainnya seperti apa," ujar Eki.
Kementerian, Pemprov DKI, dan PB-Porlasi akan bekerja cepat mengingat penyelenggaraan Asian Games hanya menyisakan satu tahun. Pembangunan venue juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Eki menerangkan estimasi awal pembangunan tiga zona venue olahraga layar di Pantai Mutiara ditargetkan selesai selama delapan bulan. Namun, dia belum bisa memastikan berapa lama waktu yang diperlukan untuk membangun arena layar di Pantai Ancol.
Kemenpupera juga akan menghitung ulang jumlah dana yang diperlukan untuk membangun arena tersebutr. "Yang Pantai Mutiara Rp 92 miliar. Jadi jangan dijadikan acuan," ujar Eki.
Kendati demikian, menurut Eki, APBN sudah menganggarkan kebutuhan pembangunan venue olahraga layar untuk kontrak tahun jamak atau multiyears 2017/2018. Pemerintah berharap Mei tahun depan arena itu sudah selesai.
Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Ratiyono mengatakan sebenarnya arena cabang olahraga berlayar milik Persatuan Olahraga Layar Indonesia (Porlasi) sudah ada di Ancol. Namun, kapasitas arena tersebut perlu diperlebar karena peserta Asian Games lebih banyak dibandingkan SEA Games yang hanya diikuti negara-negara Asia Tenggara.
"Jadi yang namanya layar nanti kan lombanya di tengah laut. Nanti yang disiapkan ada dermaga, gudang peralatan, basecamp para atlet," kata dia.
Ratiyono mengatakan venue pertandingan cabang olahraga berlayar ini menggunakan dana dari APBN. "Yang mengerjakan nanti dari Kementerian," kata dia.