REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala pelatih timnas basket putra Indonesia Tjetjep Firmansyah mengaku tidak mematok target khusus di ajang Islamic Solidarity Games (ISG) di Palembang.
Menurutnya ajang tersebut hanya akan menjadi tolak ukur dari program latihan yang sudah dijalani dan melihat kualitas serta kesiapan para pemain sebelum bertanding di SEA Games Myanmar 2013.
"Kami nggak terlalu muluk untuk menang karena puncaknya ada di SEA Games, negara timur tengah pemainnya cukup bagus terutama Arab Saudi dan Turki," ujar Tjetjep ketika ditemui di Hall Basket, Senayan, Rabu (11/9).
Sepulang dari ISG, Tjetjep berencana akan membawa para pemain timnas untuk mengikuti uji coba terakhir jelang SEA Games.
Untuk kesiapan SEA Games sendir Tjetjep mengatakan, secara keseluruhan defense timnas Indonesia sudah mencapai 50 persen, sedangkan offense 75 persen. Menurut Tjetjep anak didiknya masih belum bisa mengkontrol defense dan cenderung terburu-buru. "Defense mereka masih kurang konsisten, jadi perlu dipoles lagi, tapi kekompakannya sudah bagus," ujar Tjetjep.
Ada enam negara yang akan bertanding dengan sistem round robbin yakni Kuwait, Aljazair, Palestina, Arab Saudi, Turki, dan Indonesia. Pada pertandingan pertama, Indonesia akan langsung dijamu dengan Aljazair. Menurut Tjetjep sepulang dari melakukan uji coba di Filipina, permainan anak didiknya sudah lebih berani, terutama defense.
Hal senada soal target di ISG juga diungkapkan kepala pelatih timnas basket putri, Raol Miguel Hadinoto. Raol mengaku tidak memiliki target khusus. Ia hanya berharap para pemainnya bisa memenangkan pertandingan yang memakai sistem round robbin.
Pertandingan basket putri hanya diikuti oleh empat negara yakni Mesir, Qatar, Aljazair, dan Indonesia. Pertandingan pertama, timnas basket putri akan ditantang oleh Aljazair. Setelah mengikuti ISG, timnas putri akan mengikuti ajang FIBA Asia mulai 27 September sampai 2 Oktober di Bangkok sebagai laga uji coba terakhir sebelum bertanding di SEA Games Myanmar 2013.