Jumat 20 Apr 2012 12:50 WIB

Suasana di Luar Arena Balapan F1 Bahrain Memanas

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Dewi Mardiani
Peserta aksi unjuk rasa membawa poster menyeru boikot Grand Prix Formula 1 di Bahrain.
Foto: Hasan Jamali/AP
Peserta aksi unjuk rasa membawa poster menyeru boikot Grand Prix Formula 1 di Bahrain.

REPUBLIKA.CO.ID, BAHRAIN -- Perhelatan GP F1 Bahrain, Ahad (22/4), terancam diwarnai aksi protes para demonstran anti-pemerintah setempat. Situasi mencekam pun terus menyelimuti arena balapan negeri teluk ini. 

Dua orang tim mekanik Force India, Rabu (18/4), mendapatkan kejutan ledakan bom di dekat mobilnya saat terjebak kemacetan di kawasan Manama. Kendati keduanya bukan target utama aksi serangan para demonstran tersebut, namun radio technician dan data engineer tim Force India itu merasa tidak aman lagi tetap berada di Bahrain.

Mereka memutuskan terbang kembali ke markas besar tim Force India di Silverstone, Inggris. Melihat kejadian ini, Bos Tim Force India, Bob Fernley, meminta kepastian keamanan timnya selama di Bahrain kepada pasukan Force India di Inggris.

"Kami hanya ingin memastikan mereka telah menyiapkan langkah pencegahan yang tepat. Untuk itu, kami menurunkan petugas keamanan tambahan supaya anggota tim merasa nyaman," kata Fernley seperti dikutip The SUN, Jumat (20/4).

Menurut Fernley, konsep pengamanan yang dilakukan tim Force India lebih ke arah pengamanan intelijen. mereka menginginkan yang tidak ada konfrontasinya, katanya. Salah satu antisipasi yang dilakukan, yaitu memasang alat pelacak di setiap mobil yang dikemudikan pebalap Force India.

Namun, Juru Bicara Tim Force India, Will Hings, kepada Associated Press, menyatakan timnya akan tetap mengikuti arahan FIA terkait balapan F1 di Bahrain. "Saya yakin FIA akan terus memonitor situasi di Bahrain. Kami mengikuti arahan FIA," ujarnya.

Pebalap tim Force India, Nico Hulkenberg, merasa berang atas insiden yang dialami anggota timnya di Bahrain. Jelas sekali insiden seperti ini tidak dibenarkan. keluhnya seperti dikutip Autosport. "Kami kemari untuk balapan. Bisnis F1 itu seharusnya menghibur, tapi ini sama sekali tidak".

Pemerintah Bahrain sendiri sejauh ini telah mengamankan 80 orang demonstran anti-pemerintah. Hingga kini belum dipastikan apakah GP Bahrain 2012 akan tetap lanjut atau batal seperti tahun lalu, karena aksi protes para demonstran terhadap pemerintah setempat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement